Constantine
IndoForum Senior A
- No. Urut
- 64676
- Sejak
- 19 Feb 2009
- Pesan
- 6.946
- Nilai reaksi
- 320
- Poin
- 83
Dapat forward email dari webmasternya gereja 

Inilah beberapa alasan mengapa saya bisa nge-tweet saat Ibadah di Gereja. Tapi bagi saya pribadi, saya tidak akan membuka ponsel saya saat pujian penyembahan. Saya nge-tweet hanya di saat-saat tertentu selama khotbah saja.
Saya menemukan satu artikel menarik dalam bahasa Inggris tentang hal tersebut dan saya mencoba menerjemahkannya. Disebutkan ada beberapa alasan yang baik mengapa Anda bisa update status jejaring sosial Anda (bisa Twitter, Facebook, Digg, dll) pada waktu Ibadah Raya, khususnya saat pendeta Anda sedang berkhotbah.
1. Anda bisa menjadi perpajangan suara pendeta Anda sementara beliau mengkhotbahkan Firman Allah.
2. Jika pendeta Anda mengkhotbahkan suatu “rhema” khusus yang menggerakkan hati Anda, bisa jadi teman-teman Anda (friends di Facebook atau followers di Twitter) juga akan sangat diberkati.
3. Ketika Kristus berbicara, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil”, seluruh dunia dalam internet adalah dunia Facebook, atau dunia Twitter. Maka, ambillah bagian dalam Amanat Agung meng-update atau me-tweet Kabar Baik ke seluruh dunia.
4. Anda akan memiliki database yang baik dari khotbah-khotbah favorit Anda.
5. Untuk beberapa menit dalam setiap khotbah Anda akan mengalami yang disebut “Sermon Attention Deficit – SAD” (kehilangan perhatian terhadap khotbah). Hayo jujur! Daripada Anda menggambar di amplop persembahan, atau bahkan menggambar wajah pengkhotbah di buku catatan Anda, mengapa tidak menggunakan waktu Anda untuk update atau tweet Kabar Baik itu?
Artikel ini ditulis dengan melihat kemajuan teknologi khususnya smartphone yang memungkinkan setiap anak Tuhan terhubung dengan “dunia” bahkan di saat Ibadah Raya di Gereja. Ini bukan tulisan saya lho… Ini pendapat satu orang di Amerika Serikat yang di-retweet oleh Tommy Tenney. Kalau pendapat Anda? Silakan berkomentar!