• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Wahyu Pribadi

manukdadali

IndoForum Beginner E
No. Urut
39609
Sejak
9 Apr 2008
Pesan
496
Nilai reaksi
4
Poin
18
Wahyu Pribadi

Yang dimaksud dengan Wahyu Pribadi salah satunya bisa berupa kesaksian kesaksian seperti apa yg di postingkan member "katolik". https://www.forum.or.id/showthread.php?t=97587

Kenapa dalam Gereja/umat Katolik seolah olah dingin dingin saja menanggapi kesaksian kesaksian ini, bukan berarti bahwa orang Katolik tidak pernah mendapatkan wahyu2 pribadi ini, kita tentu mendengar tentang penampakan di Lourdes yg dilanjutkan dengan mujizat2 penyembuhan yg sudah tak terhitung banyaknya, kemudian Fatimah dan yg lain lainnya yg secara pribadi yg berupa panggilan2 masuk dalam Gereja Katolik.

Gereja sangat menghargai wahyu2 pribadi itu tetapi Gereja juga sangat hati hati dalam menyikapi kebenaran dari tiap tiap wahyu pribadi itu.

Karena sering kali bahwa orang orang yg mengumumkan wahyu pribadinya lebih cenderung untuk mengagung kan dirinya sendiri atau mengagungkan kelompoknya sendiri terlepas itu merupakan suatu kebenaran atau hanya rekayasa saja, percaya tanpa menyelidiki dan yang penting menyokong apa yg dipercayai kita dan menjelek jelekan apa yg kita benci.

Dasar pengajaran Gereja tentang Wahyu adalah (kutipan dari KGK)

Yesus Kristus - Perantara dan Pemenuhan Seluruh Wahyu

Dalam Sabda-Nya Allah telah Mengatakan Segala-galanya


65 "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya" (Ibr 1:1-2). Kristus, Putera Allah yang menjadi manusia, adalah Sabda Bapa yang tunggal, yang sempurna, yang tidak ada taranya. Dalam Dia Allah mengatakan segala-galanya, dan tidak akan ada perkataan lain lagi. Hal ini ditegaskan dengan jelas oleh santo Yohanes dari Salib dalam uraiannya mengenai Ibrani 1:1-2:
"Sejak Ia menganugerahkan kepada kita Anak-Nya, yang adalah Sabda-Nya, Allah tidak memberikan kepada kita sabda yang lain lagi. Ia sudah mengatakan segala sesuatu dalam Sabda yang satu itu... Karena yang Ia sampaikan dahulu kepada para nabi secara sepotong-sepotong, sekarang ini Ia sampaikan dengan utuh, waktu Ia memberikan kita seluruhnya yaitu Anak-Nya. Maka barang siapa sekarang ini masih ingin menanyakan kepada-Nya atau menghendaki dari-Nya penglihatan atau wahyu, ia tidak hanya bertindak tidak bijaksana, tetapi ia malahan mempermalukan Allah; karena ia tidak mengarahkan matanya hanya kepada Kristus sendiri, tetapi merindukan hal-hal lain atau hal-hal baru" (Carm. 2,22).



Tidak akan Ada Wahyu yang Lain lagi

66 "Tata penyelamatan Kristen sebagai suatu perjanjian yang baru dan definitif, tidak pernah akan lenyap, dan tidak perlu diharapkan suatu wahyu umum baru, sebelum kedatangan yang jaya Tuhan kita Yesus Kristus" (DV 4). Walaupun wahyu itu sudah selesai, namun isinya sama sekali belum digali seluruhnya; masih merupakan tugas kepercayaan umat Kristen, supaya dalam peredaran zaman lama kelamaan dapat mengerti seluruh artinya.

Sedangkan Gereja menganggap Wahyu Pribadi sebagai :

67 Dalam peredaran waktu terdapatlah apa yang dinamakan "wahyu pribadi", yang beberapa di antaranya diakui oleh pimpinan Gereja. Namun wahyu pribadi itu tidak termasuk dalam perbendaharaan iman. Bukanlah tugas mereka untuk "menyempurnakan" wahyu Kristus yang definitif atau untuk "melengkapinya", melainkan untuk membantu supaya orang dapat menghayatinya lebih dalam lagi dalam rentang waktu tertentu. Di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, maka dalam kesadaran iman, umat beriman tahu membedakan dan melihat dalam wahyu-wahyu ini apa yang merupakan amanat otentik dari Kristus atau para kudus kepada Gereja.
Iman Kristen tidak dapat "menerima" wahyu-wahyu yang mau melebihi atau membetulkan wahyu yang sudah dituntaskan dalam Kristus. Hal ini diklaim oleh agama-agama bukan Kristen tertentu dan sering kali juga oleh sekte-sekte baru tertentu yang mendasarkan diri atas "wahyu-wahyu" yang demikian itu. 84, 93



Jadi sangat jelas bahwa wahyu wahyu pribadi itu bukanlah suatu perbendaharaan Iman atau sering disebut sebagai DEPOSIT IMAN, bukanlah suatu dosa untuk tidak mempercayai nya, termasuk Lourdes atau Fatimah sekalipun.

bersambung........ dgn Rahmat
 
Sekarang mengenai Rahmat yg diterima.

Dalam Wahyu Pribadi sering diiringi oleh Rahmat Allah.

Katolik mempunyai pandangan tentang Karunia atau Rahmat, Katolik mempercayai bahwa Rahmat itu terbagi dua :

- Rahmat Pengudusan (Sanctifying Grace)
- Rahmat Nyata (Rahmat Aktual - saya lebih condong menterjemahkan Actual Grace menjadi Rahmat Nyata)

Kita mulai dari Rahmat Nyata (Actual Grace) dulu :

Rahmat Nyata di berikan kepada seluruh manusia oleh Roh Kudus, seluruh manusia artinya semua orang apapun statusnya, itu makanya banyak orang orang dapat melakukan karunia penyembuhan atau karunia karunia baik lainnya, umumnya yg terlihat adalah karunia penyembuhan.

Sering orang2 Katolik ragu ragu untuk berobat ke dukun untuk penyembuhan, sebetulnya tidak apa apa melakukan itu asal tidak mengikuti ritual ritual yg dilakukan seorang dukun yg menyangkal iman kita, karunia baik pasti datang dari Roh Kudus, kalau mau pergi ke dukun patah tulang silahkan, tidak apa2 :P

Ingat akan ayat ini :

Efesus 5
5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,

Tidak ada kegelapan dapat berbuah kebaikan.


Tujuan dari Rahmat Nyata atau Actual Grace ini justru untuk menunjukan kebesaran Tuhan, dan untuk memanggil manusia menuju dan meraih Rahmat Pengudusan yg menyelamatkan.

Rahmat Nyata sama sekali merupakan rahmat yg tidak menyelamatkan, mungkin ingat akan ayat ini

Matius
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
ini

Mereka ini hanya melakukan Actual Grace atau Rachmat Aktual atau Rachmat Nyata saja


Rahmat Pengudusan atau Sanctifying Grace diterangkan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) seperti dibawah :

2000 Rahmat pengudusan adalah satu anugerah yang tetap, satu kecondongan adikodrati yang tetap. Ia menyempurnakan jiwa, supaya memungkinkannya hidup bersama dengan Allah dan bertindak karena kasih-Nya. Orang membeda-bedakan apa yang dinamakan rahmat habitual, artinya satu kecondongan yang tetap, supaya hidup dan bertindak menurut panggilan ilahi, dari apa yang dinamakan rahmat pembantu, yakni campur tangan ilahi pada awal pertobatan atau dalam proses karya pengudusan.

Rahmat Pengudusan didapat dari pertobatan tentunya di Babtis dan melaksanakan perintah Yesus dgn menjalankan Sakramen dan ikut dalam kepenuhan Gereja Katolik yg merupakan tubuh mistis Yesus dan Yesus sebagai kepala GerejaNya.

Semoga bermanfaat, mohon koreksi jika ada kesalahan menurut pandangan Gereja Katolik
 
memang hak setiap orang dan diakui adanya perwahyuan pribadi, namun jika pengalaman pribadi itu diwartakan sebagai pewartaan publik maka harus memenuhi ketentuan umum Gereja, supaya umat tidak disesatkan oleh sensasi atau bahkan ditipu oleh sekelompok orang yang mau memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan orang2 tertentu.. Kalau apa yang diwahyukan Tuhan kepada siapa saja sesuai dengan pengajaran Kristus dan Gereja-Nya. Dan jangan langsung menghakimi, menunggu sikap Gereja:)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.