2
PUASA PARA MURID
"Saya mengalami kecanduan seksual," seseorang mengatakannya kepada saya di mimbar gereja. Orang ini telah menemui beberapa konselor, telah maju ke mimbar gereja beberapa kali dan mencoba segala sesuatu yang disarankan. Orang ini serius ingin lepas dari maslah tersebut.
"Apakah Anda telah mencoba berpuasa?" tanya saya.
"Belum."
Saya menjelaskan langkah-langkah dalam bab inu untuk mematahkan perhambaan, dengan memperkenalkan Puasa Para Murid: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa" (Matius 17:21)
Ketika saya kemudian melihat senyum kepuasan pada wajah orang ini, saya tahu Allah telah menjawab doa-doanya tersebut dan menghargai disiplin diri dari Puasa Para Murid.
MASALAH "DOSA YANG MENGIKAT"
Alasan yang nyata untuk berpuas adalah bahwa puasa melepaskan orang-orang itu dari perhambaan dosa." Bukankah ini puasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-elenggu kelaliman" (Yesaya 58:6)
Banyak orang Kristen merupakan korban yang tak berdaya dari "dosa yang mengikat" (Ibrani 12:1). Dosa yang mengikat bukanlah dosa biasa karena kelalaian atau kesalahan sesaat. Dosa yang mengikat bukan juga dosa pemberontakan, di mana Allah berkata "Janganlah" dan orang tersebut berkata "Aku akan" dihadapan wajah-Nya. Dosa yang mengikat adalah kebiasaan sikap atau tingkah laku berdosa yang memperbudak atau menjadikan seseorang sebagai korban.
Bila Anda adalah korban dari dosa yang mengikat, Anda tidak mengepalkan tangan di hadapan wajah Allah dan melanggar tujuan-Nya; Anda tidak berdaya dan hancur di hadapan-Nya karena dosa Anda. Dosa yang mengikat membuat Anda menjadi seorang budak dan merenggut kehendak Anda. Anda berteriak, "Saya tidak dapat menolong diri saya sendiri!" Seperti yang dikatakan seseorang, "Saya dipaksa untuk memainkan permainan di mana saya selalu kalah, dan saya tidak dapat berhenti bermain. Saya benci permainan itu...saya benci bermain...saya benci kehidupan!"
Para Rasul berusaha, namun gagal, menghadapi dosa semacam ini, dari seorang anak yang kerasukan setan. Yesus berkata bahwa masalah ini sangat berat sehingga hal itu tidak dapat diperlakukan dengan cara-cara biasa. "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa, "kata-Nya (Matius 17:21)
Apakah Anda, sebagai seorang murid Kristus, dikekang oleh dosa yang mengikat sehingga harus ada tindakan-tindakan seperti ini? Yesus mati di kayu salib untuk semua dosa, termasuk dosa yang mengikat Anda. Darah penebusan Yesus Kristus yang menggantikan posisi kita adalah hal yang paling berkuasa di dunia, karena darah itu menghancurkan dosa, dan membebaskan dari kematian dan neraka. Orang Kristen bernyanyi, "Ada kuasa dalam darah-Nya, " dan percaya pada penggenapan di Kalvari.
Namun masih ada orang Kristen yang terikat pada kecanduan alkohol, obat-obatan, seks, dan tembakau. Yang lain berjuang melawan dorongan untuk makan, perselingkuhan, dan kebohongan. Dosa apapun yang tidak dapat dipatahkan dengan "kekuatan-kehendak" biasa dapat dikategorikan sebagai dosa yang mengikat.
Firman Tuhan berjanji, "Percobaan-percobaan yang kamu alami ialah percobaan-percobaab biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia" (1Kor 10:13). Percobaan Anda untuk berdosa tidak unik; orang lain juga menghadapinya. Namun, Anda terbelelnggu padanya seperti budak yang terpakasa. Tetapi firman Tuhan menjanjikan "jalan keluar" (1 Kor 10:13). Puasa Para Murid bisa merupakan jalan keluar yang sesungguhnya bagi Anda, sebagai seorang murid.
Mengapa Kita Terikat?
Dosa yang mengikat, mengikat kita karena kita percaya kepada kebohongan iblis. "Ia adalah pendusta," kata Yesus (Yoh 8:44). Iblis berdusta kepada kita tentang dosa dan kita mempercayainya dan bukannya mempercayai AlLAH. Dalam dosa yang mengikat , iblis membuat kita percaya satu dari ketiga dusta berikut ini (jika tidak disebut "dorongan kuat"):
1. Saya telah mencoba sebelumnya, dan saya tidak dapat mematahkannya.
2. Saya tidak mau melakukan ini, tetap saya tidak dapat melawan.
3. Saya membutuhkan jawaban, tetapi saya tidak menemukannya.
Karena kita percaya akan kebohongan iblis, maka kita tidak bisa melihat bahwa ada jalan keluar. Walaupun kita dapat mengubah keinginan kita dan menemukan jawaban-jawabannya, namun kita percaya bahwa kita tidak berdaya karena kita telah menyerahkan kehendak kita kepada iblis dan bukan kepada Allah.
Dusta iblis meyakinkan kita tidakmemiliki kekuatan melawan dosa. Untungnya, Paulus bersaksi untuk membesarkan hati kita, "Sebab bukan dosa apa yang akau kehendaki, yaitu yang baik, yang aku lakukan, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku lakukan" (Roma 7:19)
Ketika iblis mengendalikan pikiran kita, ia mengendalikan hidup kita. Ketika ia berdusta kepada kita tentang hidup kita, kita berada dalam ikatan. Kita menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini: Baaimana kita dapat mematahkan ikatan eksternal dalam hidup kita? Bagaimana kita dapat memperole kembali kontrol atas hidup kita?
Ketika Anda dmenguasai keinginan fisik Anda, Anda mengembangkan kekuatan untuk menguasai keinginan emosional Anda.
KEKUATAN PUASA PARA MURID
Ayah dari anak yang dirasuk setan, tidak mengerti masalah ananya. Ia berkata, "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air" (Matius 17:15).
Ayah ini mengira anaknya sakit atau mengalami keeterbelakanngan internal, tidak mengerti bahwa anaknya dikuasai oleh roh eksternal. Tteapi Yesus tahu bahwa setan telah merasuki anak itu dan telah menguasai hidupnya.
Ayah tersebut membawa anaknya kepada para murid untuk dilepaskan, tetapi "mereka tidak dapat menyembuhkannya" (Matius 17:16). Para murid tidak dapat mematahkan keterikatan anak itu.
Banyak oramg tidak dapat erhenti merokok atau meutuskan hubungan homoseksual mereka. Walaupun mereka menangis, berdoa dengan sungguh-sungguh, dan mencari pelepasan, namun mereka tetap terikat. Puasa Para Murid mengatasi ikatan-ikatan semacam ini.
Anda bergulat untuk mengatur hidup Anda ketika Anda memasuki Puasa Para Murid. Dengan mengatur apa yang Anda makan, Anda memutuskan bahwa Anda akan mengontrol kehidupan Anda untuk tujuan Allah. Ketika Anda membuat sebuah janji dan meneguhkannya dengan Puasa Para Murid, Anda beranjak ke dalam kekuatan pembuatan keputusan. Anda berhenti makan makanan yang diperlukan atau yang memberikan kenikmatan, sebagai pembuktian komitmen atas kehendak Anda. Ketika Anda membuat pilihan untuk berpuasa, Anda menguatkan diri Anda sendiri untuk bertahan melawan kekuatan yang telah memperbudak keinginan rohani Anda. Dalam Puasa Para Murid Anda mengatur keinginan fisik Anda untuk menguatkan keingginan rohaniah Anda. Lihatlah apa yang terjadi dalam puasa ini.
Anda membuat sebuah pilihan yang memberikan kebebasan hidup untu terlepas. Seseorang yang datang kepada Yesus untuk disembuhkan berhadapan dengan pernyataan Tuhan, "Maukah engkau sembuh?"(Yohanes 5:6).Yesus tahu orang itu ingin disembuhkan,jadi mengapa Ia menanyakan pertayaan itu? Ia tidak meminta informasi, karena Yesus mengetahui segala hal, Ia bertanya untuk membangun antisipasi atau "kekuatan kehendak" dalam diri pasien. Yesus ingi agar orang itu merindukan kekuatan yang dapat Ia berikan kepadanya.
Beberapa orang akan maju ke mimbar gereja untuk meminta Allah menyingkirkan ikatan-ikatan. "Tuhan, tolong singkirkan rokok dariku, " mereka memohon. Orang-orang ini sering kali berharap Allah melakukan semuanya. Mereka ingin Allah mengubah mereka dengan cepat" dan menyingkirkan keinginan mereka terhadap tembakau secara instan. Ini bukan cara Allah bekerja. Ia ingin kita melihat ke dalam, sehingga kita membuat keputusan untuk mengikut Dia. Allah tidak ingin orang-orang menjadi robot yang dikontrol oleh tombol-tombol yang Ia tekan untuk memaksa mereka menghentikan dosa-dosa mereka.
Allah ingin orang-orang mengasihi Dia secara sukarela dan berhenti berdosa secara sukarela. Ia ingin kita menunjukkan komitmen kita kepada-Nya, bukan dalam sebuah "perubahan cepat" yang besar, seperti Clark Kent menjadi Superman, tetapi dengan membuat keputusan dan mengambil tindakan dalam pilihan-pilihan tersebut.
Anda menyadari bahwa sebuah kekuatan eksternal penyebab ikatan Anda. Ayah sang anak dalam Matius 17 tidak menyadari bahwa setan mengekang anaknya dalam ikatan. Tampaknya para murid juga tidak menyadaripenyebab masalah tersebut. Namun Yesus segera, "denagn keras Yesus menegur dia, dan keluarlah setan itu dari dia" (Matius 17:18).
Salah satu langkah pertama dalam Puasa Para Murid adalah menyadari kekuatan eksternal dari ikatan-ikatan kita. Hal ini tidak selalu berarti bahwa kita dirasuk setan, tetapi hal ini sebenarnya berarti bahwa kita diatur secara eksternal, bukan secara internal. Beberapa orang percaya bahwa mereka adalah pecandu alkohol karena ayah mereka adalah pecandu alkohol. Yang lain yakin bahwa mereka dilahirkan sebagai seorang homoseksual. Walaupun penyebab masalh-masalah ini bersifat eksternal, namun orang-orang ini menderita depresi itnernal. "Saya tidak berharga," mereka mengakui secara diam-diam, dan menyerah sementara pada kenyataannya, jika mereka memperoleh kembali kontrol atas tubuh mereka melalui berpuasa, mereka dapat meraih ke dalam jiwa mereka untuk mengatur pusat keutuhan mereka sebagai manusia. Menyadari bahwa kekuatan eksternal telah membuat kita lemah adalah langkah pertama dalam pemulihan kontrol atas diri Anda sendiri.
Anda mengakui kurangnya iman Anda sebelum ini. Sebelum Anda dapat menjadi kuat, Anda harus mengakui kelemahan Anda. Sebelum berlari marathon, seorang pelari harus menyadari kebutuhan fisiknya untuk berlatih, melatih, dan membangun tubuh fisik. Para murid tidak menyadari kebutuhan mereka dalam menghadapi kekuatan setan itu keluar. Mereka bertanya "Mengapa kami tidka dapat mengusir setan itu?" (Mat 17:19). Yesus menjawab, "Karena kamu kurang percaya" (ayat 20).
Menyadari apa yang dapat dilakukan Allah merupakan pernyataan iman. Menyadari apa yang tidak dapat dilakukan sesorang juga merupakan suatu pernyataan iman. Iman adalah menyadari stateg Allah dan tunduk kepadanya.
Anda menyatakan secara spesifik dosa yang mengikat Anda. Seperti yang Anda lihat pada bagian berikutnya, Puasa Para Murid mencakup mnyetakan tujuan iman berpuasa secara spesifik. Ketika Anda berpuasa untuk mematahkan ikatan, Anda harus menuliskan ikatan spesifik yang ingin Anda patahkan. Perhatikan apa yang terjadi ketika Anda mulai menulis:
*) Anda memperkuat kehendak Anda dengan menyatakan apa yang Anda inginkan.
*) Anda memfokuskan energi Anda pada masalah tersebut.
*) Anda membangun antisipasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
*) Anda membangun iman Anda kepada Allah dengan mengharapkan jawaban.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana" (Mat 17:20).
Iman tidak pernah merupakan keyakinan yang buta, seperti berjalan ke ujung papan loncat dan melompat ke dalam kolam renang, ebrharap ada air di dalamnya. Iman adalah keyakinan. Ketika Anda berkata "Saya tahu." Ketika Yesus berkata, "Jika kamu memiliki iman, " Ia sedang berkata, "Jika kamu tahu kamu dapat mematahkan ikatan ini, hal itu akan terjadi padamu."
Seorang petani tua berkata, "Iman adalah mempercayai apa yang Anda tahu tidak demikian" - tetapi hal itu bukanlah iman Perjanjian Baru. Iman Perjanjian Baru percaya apa yang Anda tahu memang demikian.
Ketika Anda menuliskan prnyataan tujuan iman, Anda mulai melatih iman yang diperlukan untuk pelepasan dari masalah Anda. Pengalaman iman Anda akan menuntun pada ekspresi iman (apa yang Anda katakan), yang menuntun pada peristiwa iman (berpuasa)
Pengalaman iman ---> Pernyatan iman ---> Peristiwa iman
Walaupun
berpuasa untuk dosa (-dosa) yang spesifik adalah penting, namun tidaklah perlu untuk mendaftar tindakan-tindakan tersebut secara spesifik. Identifikasi ikatan tersebut menurut prinsipnya, tetapi jangan tuliskan rincian detailnya. (Menghidupkan kembali rincian ini dapat menyalakan kembali api keinginan yang kuat dan bukannya menghasilkan kuasa untuk mengatasinya)
Anda berpuasa berulang-ulang hingga Anda memperoleh terobosan. Ketika Yesus berkata, "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa" (Mat 17:21), kata kerja dalam bahasa aslinya berbentuk
continuous (terus menerus). Maksud Yesus adalah bahwa kita harus terus menerus berpuasa untuk mendapatkan kekuatan untuk mengatasi dosa yang mengikat. Hal ini mungkin mencakup berpuasa untuk waktu yang lebih lama ata lebih sering dari yang kita mungkin harapkan (sekali seminggu selama beberapa minggu).
Berpuasa untuk memperoleh jawaban hampir sama dengan berdoa. Kadang-kadang Anda dapt berdoa satu kali dalam tindakan iman, dan Allah mendengar dan menjawab. Anda tidak harus melakukannya terus menerus seperti anak kecil, yang meminta sesuatu yang tidak diberikan oleh orang tuanya. Pada kesempatan lain Anda harus secara terus menerus seperti anak kecil, yang meminta sesuatu yang yidak diberikan orang tuanya. Pada kesempatan lain Anda harus secara terus menerus meminta dalam iman sebelum sebuah jawaban datang. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Matius 7:7). Mengapa Allah kadang-kadang membuat kita menunggu? Sering kali Ia mnguji kita untuk menentukan apakah kita bersungguh-sungguh. Sering pula dibutuhkan waktu untuk membuat kondisi guna mnjawab doa-doa kita. Sebagai contoh, kita berdoa untuk hujan, tetapi dibutuhkan waktu agar awan hujan terbentuk.
Lihatlah hal itu dari perpektif Allah. Ia dapat menjawab dengan segera. Ia tahu sebelumnya bahwa kita akan berdoa dengan iman, jadi Allah dapat menyiapkan awan hujan sebelumya. Ttetapi Allah melihat dari perspektif kita. Kita harus berdoa lebih sering dan berpuasa terus menerus utnuk membangun iman dan "karakter rohani" kita.
Semakin lama kita berpuasa, semakin tekunlah kita. Setelah beberapa waktu, iman kita tumbuh untuk mempercayai Allah atas keajaiban-keajaiban yan lebih besar dalam hidup kita.
RESEP UNTUK PELEPASAN
Mereka yang tidak dapat menghentikan kebiasaa-kebiasaan buruk mengalami perasaan frustasi yang sangat besar. Mereka tidak bisa terlepas dari ikatan yang berhubungan denga kebiasaan mereka. Mereka ingin berubah, tetapi sesuatu di dalam diri mereka menolak membiarkan mereka mengambil alih hidup mereka. Baik kecanduan fisik pada zat tertentu atau tidak, seseorang mengalami kecanduan secara psikologis terhadap dosa yang mencegah mereka membuat perubahan nyata yang sangat mereka inginkan.
Bagi mereka yang berjuang melawan dosa yang mencengkeram kuat, Puasa Para Murid ini memberikan harapan. Pilihlah jenis dan lamanya puasa yan tepat bagi Anda. Tuliskanlah makanan tertentu yang dihindari.
Langkah-langkah rohani tertentu perlu diambil juga. Keterikatan rohaniah tumbuh dari benih yang ditanamkan dalam pikiran kita. Benih ini memasukkan akar-akarnya ke dalam pikiran bawah sadar kita, mempengarhi emosi,kemampuan, dan keinginan fisik kita. Beberapa di antarakita yang berda dalam ikatan akan menegaskan keyakinan kita akan kemahakuasaan Allah, namun juga akan melukiskan diri kita sebagi korban yag tak berdaya, yang tidak dapat mematahkan kekuatan dosa, sifat-sifat kita yang lama, iblis atau kebiasaan yang membuat kita kecanduan.
Oleh karena itu, Alkitab sangat sering menghubungkan puasa dengan doa. Jika kita berusaha utnuk mematahkan dosa yan membuat kita kecanduan tanpa memperhitungkan langkah-langkah rohani yang diperlukan untuk mematahkan dosa tersebut, kita akan mengalami frustasi dan putus asa akibat kegagalan yang terus menerus. Untuk mematahkan ikatan rohani, kita harus mengikuti langkah-langkah yang telah Tuhan berikan untu peperangan rohani.
"Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan ebenteng-benteng. Kami memathkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang di bangun oleh kenagkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Kor 10:4,5)
Langkah 1. Meninggalkan Kontrol yang Palsu
Langka pertama dalam mematahkan ikatan rohani mencakup
membedakan realitas yang benar dari yang palsu. Hal ini memerlukan kesadaran dan meninggalkan segal akontrol atas pikiran Anda yang bukan berasal dari Kristus. "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepad Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu denagn kelicikannya." (2 Kor 11:3)
Kontrol yang palsu dapat ebrasal dari salah satu sumber-sunmber ini. Nilai-nilai anti-Kristus yang dipelajari dari rumah tangga yang tidka mengenal Allah dpat berpengaruh pada keluarga itu hingga beberapa keturunan. Kita semua telah terbuka terhadap pengaruh jahat darimedia massa dalam buku-buku, film, dan musik yang kita rasakan. Apakah Anda pernah terlibat tanpa berpikir panjang atau secara aktif dalam okultisme, Zaman Baru(New Age), ritual setan, dan mengikatkan diri pada roh-roh asing juga menempatkann manusia ke dalam keterikatan rohani.
Yesus membandingkan pelayanan-Nya dengan pekejaan setan ketika Ia berkata, "Pencuri datang hanya untuk mencuri, dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah." (Yoh 10:10). Untuk mengalami kelimpahan hidup yang dijanjikan Yesus, dan dibebaskan dari keterikatan rohani, kita harus meninggalkan pengaruh-pengaruh palsud alam hidup kita.
Ucapkan doa ini, "Saya meninggalkan (
isikan di sini pengaruh-pengaruh palsu yang mencengkeram Anda dalam keterikatan rohani)."
Mengucapkan doa hingga terdengar adalah langkah pertama yang penting dalam perjalanan untuk mengalami kebebasan di dalam Kristus. Sediakan waktu untuk memeriksa sejarah Anda. Catata semua pengaruh-pengaruh eksternal dan internal, dan katakna hal-hal tersebut dengan bersuara ketika Anda berdoa.
Langkah 2. Mengakui Penipuan Diri Sendiri
Langkah kedua dalam perjalanan menuju kebebasan Kristen mencakup
membedakan kebenaran dari kenyataan yang menipu. Banyak orang, langkah ini sangat sulit. Hal ini mencakup pengakuan atas usaha-usaha kita untuk menipu diri sendiri, dan memilih untuk memegang kebenaran Allah. Allah ingin memulai proses pembebasan kita dari keterikatan rohani secara internal. Daud menuliskan, "Engkau menginginkan kebenaran dalam batin, dan dalam tempat tersembnyi Engkau akan membuatku mengenal hikmat" (Mazmur 51:8, NKJV)
Masalah denganpenipuan diri sendiri adalah bahwa kita sangat berhasil dalam hal ini sehingga kita tidak tahu bahwa kita telah berhasil, dan tidak menyadari kerusakan yang dilakukannya terhadap kita. Banyak orang telah menipu diri mereka sendiri dalam waktu yang snagat lama, sehingga mereka mengalami dkesulitan mempercayai bahwa mereka tela tertipu.
Beberapa prinsip Alkitab dapat kita terapkan untu melihat bidang-bidang dimana kita telah menipu diri kita sendiri. Pertama, kita menipu diri kita sendiri ketika kita mendengar, namun gagal melaksanankan firman Allah dalam hidup kita (Yak 1:22). Kedua, "Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada dalam kita" (1 Yoh 1:8). Juga, "Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti padahal ia sama sekali tidak berarti maka ia menipu diri sendiri." (Galatia 6:3).
Cara lain menipu diri sendiri ialah dalamm mengevaluasi hikmat kita dengan standart zaman, bukannya dengan hikmat Allah (1 Kor 3:18). Akhirnya, kita emnipu diri kita sendiri ketika berpikir bahwa kita boleh berbuat dosa dan kemudian luput dari hukumannya (1 Kor 6:9). Sejumlah pendeta yang jatuh ke dlam dosa seksual mungkin bermula sebagai pelayan Allah, tetapi melakukan dosa "kecil" dan berpikir bahwa meeka akan luput daripadnaya. Karena satu hal menuntun pada yang lain, dosa-dosa mereka menjadi semakin parah dan mereka berpikir bahwa mereka tidak akan terkena konsekuensi dosa.
Selama kita terus menipu diri sendiir, kita akan terus berada dalam keterikan rohani. Sebagai pembanding, Yesus berkata, "dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yoh 8:32). Untuk berpindah dari dunia penipuan diri sendiri kepada kebenaran Injil yang memerdekakan, kita harus mengakui behwa kita telah tertipu.
Ucapkan doa ini, "Saya mengaku (
isikan di sini bidang-bidang Anda telah menipu diri Anda sendiri)."
Bila Anda jujur kepada Allah dan dirir sendiir, Anda mengizinkan kebenaran Allah untuk membebaskan Anda dari penipuan.
Langkah 3. Mengampuni untuk Mengatasi Kepahitan
Langkah ketiga dalam jalan meuju kebebasan mencakup
menampuni orang lain sehingga Anda dapat mengatasi kepahitan dan memperoleh kebebasan. Jika Anda menolak untuk mengampuni siapapun, Anda menempatkan diri Anda ke dalam ikatan rohani terhadap mereka dan terhadap dosa. Palus mengingatkan jemaat di Korintus:
"Sebab siapa yang kamu ampuni kesalahnnya, au mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni - seandainya ada yang harus kuampuni - maka halitu kulakukan karena kamu di hadapan Kristus, supaya iblis jangan memperdaya kita, sebab kita tahu sisatnya." (2 Kor 2:10,11, NIV)
Sementara Anda berusaha mengatasi ikatan Anda terhadap dosa atau orang lain, Anda sebaiknya mendaftar nama-nama orang yang perlu Anda ampuni. Ini merupakan daftar nama, bukan daftar kesalahan atau pelanggaran-pelanggaran lainnya, yang mungkin telah mereka lakukan terhadap Anda atau orang yang dekat dengan Anda. Mengemukakan dosa-dosa yang lalu secara terus menerus adalah bukti bahwa Anda belum mengampuni mereka.
Mengampuni adalah pilihan.Karena Yesus menghendaki kita untuk mengampuni sesama, maka hal itu merupakan sesuatu yang dapat kita perbuat. Kecenderungan kita adalah untuk mencari pembalasan ketika kita telah menderita. Namun, bila kita tidak mau "melepaskan kesalahan seseorang" hal itu berarti orang itu masih menguasai diri kita, yang menempatkan kita dalam ikatan kepada mereka. Jika kita tidak mau mengampuni orang lain untuk kepentingan mereka, kita seharusnya mengampuni mereka untuk kepentingan kita sendiri.
Mnegampuni bukan hanya konflik antar diri kita sendiri dengan orang yang berslah, tetapi merupakan persoalan antara Anda dengan Allah. Ketika Anda mengampuni, Anda memilih untuk hidup dengan konsekuensi-konsekuensi kesalahan yang dilakukan terhadap Anda. Namun, jika Anda tidak mengampuni, Anda memilih untuk hidup dengan konsekuensi yang lebih pahit. Pilihan tersebut ada di tangan Anda. Silkan pilih, apakah Anda ingin hidup dalam kebebasan dalam pengampunan atau dalam kepahitan dalam keterikatan.
Ucapan doa ini, "Saya mengampuni (
isikan di sini mnama-nama mereka yang telah bersalah kepada Anda dalam berbagai cara). Ketika Anda mengampuni orang lain, Anda mengalami pengampunan Allah dalam hidup Anda.
Langkah 4. Tunduk pada Kuasa Allah
Langkah keempat mencakup
mengatasi pemberontakan dalam hidup Anda dengan tunduk pada otoritas Allah dan mereka yang telah Ia tempatkan di atas Anda. Yesus menyamakan berada di bawah otoritas dengan manifestasi ima yang besar (Mat 8:8-10). Hal ini melibatkan percaya atau tidak hanya kepada Allah secara langsung, tetapi juga kepada garis otoritas yang telah Ia tentukan untuk memberikan pimpinan dlam hidup Anda.
Allah telah menempatkan kita semua "di bawah otoritas". Kita dipanggil untuk tunduk pada kuasa:
1. Pemerintahan sipil (Roma 13:1-7)
2. kepemimpinan dalam gereja (Ibrani 13:7)
3. orang tua (Ef 6:1-3)
4. suami (1 Pet 3:1-4)
5. Majikan (1 Pet 2:13-23)
6. Allah (Daniel 9:5,9).
Masing-masing dari penguasa ini memiliki lingkungan pengaruh dalam hidup kita. Menanggulangi roh atau sikap memberontak dan menempatkan diri kita di bawah otoritas adalah langkah lain untuk mematahkan ikatan dalam kehidupan kita.
Ucapkan doa ini, "Saya tunduk kepada (
isikan di sini otoritas tertentu dalm kehidupan Anda)."
Menundukkan diri kepada otoritas yang telah Allah tempatkan dalam kehidupan Anda merupakan unsur penting dalam Puasa Para Murid, karena hal ini merupakan unsur penting dalam Puasa Para Murid, karena hal ini merupakan bukti dari ketundukan Anda kepada Allah sendiri.
Langkah 5. Memikul Tanggung Jawab Pribadi
Untuk mematahkan ikatan Anda,
hadapi maslah kesombongan dengan roh rendah hati. Ini merupakan satu-satunya cara dimana Anda dapat menerima bagian tanggung jawab dari masalah Anda. Anda dapat mengatasi ikatan dalam hidup Anda dengan mengikuti teladan Yesus Kristus. Ketika Anda menyerah pada dosa kesombongan dan memegahkan dirir, Anda berada dalam ikatan. Yesus Kristus menghendaki Anda untuk bebas. Ia berjanji, "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka." (Yoh 8:36)
Kemerrdekaan bukanlah menjadi pasif. Anda tunduk kepada Kristus untuk menjadi aktif. Anda bebas melakukan secara aktif apa yang Allah ingin Anda lakukan. Kunci untuk mengalami kemerdekaan yang penuh dalam Kristus adalah dengan menerima tanggung jawab atas tindakan-tindakan Anda. Ketika Anda mngakui dosa-dosa Anda,Allah berjanji untuk menyucikan dan mengampuni (1 Yoh 1:9).
Setiap kali Anda mengaku dosa yang sama, Allah mengampuni; namun, waluapun Allah mengampuni, batin "Anda" semakin lama semakin lemah dalam hal harga diri maupun penerimaan. Banyak orang Kristen Protestan menerita apa yang saya sebut
"confessionitis" (gejala pengakuan dosa). Mereka berulang-ulang mengakui dosa-dosa mereka, tetapi kemudian dengan segera kembali lagi pada dosa-dosa mereka setelah pengakuan dosa karena mereka terikat padanya.
Penyembuhan bagi pengaku dosa ditemukan dalam cara kita mengakui dosa kita. KIta seharusnya tidakhanya berkata, "Saya memohon pengampunan untuk (
isikan dosa tertentu di sini)." Hal itu menyebabkan kita untuk memberi alasan-alasan atas tindakan-tindakan kita seperi "Saya tidak dapat menahannya" atau " Setanmembuat saya melakukan itu.".
Anda bertanggung jawab atas dosa yang telah terbiasa mengontrol tubuh Anda (Roma 6:13). Berdoa, "Saya memohon pengampunan" tidak berarti Anda menerima tanggung jawab atasnya. Anda dipanggil untuk mengakui(menyesali) setiap dosa yang terjadi dalam tubuh Anda. Hal ini mencakup berdoa dengan bersuara.
Berpuasa dan berdoalah, "Saya bertanggung jawab atas (isikan dosa tertentu disini)." Ketika Anda mengambil tanggung jawab atas diri dan dosa Anda sendiri, nmaka Anda merendahkan diri di hadapan Allah dan mengizinkan Dia untuk memberkati Anda dengan kemerdekaan yang ingin Ia berikan kepada Anda.
Langkah 6. Memutuskan Pengaruh yang Penh Dosa
Langkah terakhir menuju kemerdekaan rohani mencakup
memutuskan pengaruh yang penuh dosa yang berasal dari teman-teman dan kenalan. Setiap kita dipengaruhi oleh tingkah laku tertentu dari beberapa sumber, termasuk (a) masalah-maslah emosional/psiklogis, (b) genetik, (c) stimulasi dosa langsung, (d) tokoh dan pahlawan yang salah dan (e) aktivitas langsung dari setan atau roh jahat.
Bagi banyak orang, hal-hal ini adalah bagian dari warisan keluarga. Untuk memperoleh kebebasan rohani atas ikatan yang berhubungan dengan pengaruh-pengaruh ini, kita harus mengatakan tidak lagi berhubungan dengan dosa-dosa orang lain dan pengaruhnya terhadap kehidupan ita (Kel 20:4,5; Galatia 5:24).
Hal ini tampaknya lebih mudah untuk dikatakan daripada dilakukan. Sebenarnya sejumlah langkah-langkah sederhanan dapat memantu nda melauli proses ini. Pertama, sadarilah bahwa Anda telah disalibkan, dikuburkan, dan dibangkitkan bersama Yesus Kristus, dan saat ini Anda duduk di dalam surga (2 Kor 4:14). Kedua, ummkan bahwa Anda adalah milik Tuhan Yesus Kristus (Gal 5:4). Kemudian, nyatakan secara lisan bahwa darah Yesus mengalahkan yang jahat (1 Kor 6:20); 1 Yoh 1:7).
Ucapkan doa ini, "Saya memutuskan (
isikan pengaruh negatif dalam hidup Anda)"
Keenam langkah ini dapat membantu Anda mematahkan pegaruh dari hal-hal yang jika tidak dipatahkan mungkin mebua Anda dan keluarga Anda tetap berada dalm ikatan selama generasi-generasi yang akan datang.
Sebagai ringkasan:
Enam Langkah Menuju Kemerdekaan
- Saya meninggalkan...
- Saya mengakui...
- Saya mengampuni...
- Saya tunduk...
- Saya memikul tanggung jawab...
- Saya memutuskan...