Salam Damai
Dalam beberapa diskusi muncul istilah "sola scriptura".
Sola scriptura berarti bahwa iman/pengetahuan hanyalah bersumber dari hanya Kitab Suci.
Ternyata ada beberapa hal yg bisa menyesatkan iman kalau hanya berpegang kepada hanya Kitab Suci.
Berikut, secara singkat, beberapa alasan diantaranya:
Pengajaran Bapa Gereja Perdana
Sebagaimana pengajaran yg dilakukan Yesus kepada Para Rasul, maka Para Rasulpun mengajarkan kepada umat dengan menggunakan pengajaran secara lesan.
Oleh Para Rasul dan tokoh2 Rasuli Injil tersebut kemudian dituliskan,
(Para Sejarawan Kristen sepakat bahwa Injil yg sudah dikanonisasi adalah ditulis pada abad I, ketika Para Rasul masih hidup.
Memang ada pula teori lain, tetapi teori tsb tidak didukung oleh bukti2 yg meyakinkan)
maka para rasul yang pada saat itu masih hidup dapat membuktikan kebenarannya dan segala kesalahan sejarah akan segera tampak baik oleh para saksi mata maupun penentang orang Kristen.
Menjelang akhir abad kedua, keempat Injil, Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus sangat dihargai hampir di semua pelosok. Meskipun tidak pernah ada daftar "resmi", gereja-gereja cenderung berpaling pada tulisan-tulisan ini karena dianggap memiliki otoritas spiritual. Para uskup yang berpengaruh seperti Ignasius, Clemens dari Roma dan Polikarpus telah menjadikan tulisan-tulisan ini mendapat pengakuan yang luas.
Pada tahun 367, Athanasius, uskup Alexandria yang berpengaruh , menulis "Surat Paskah" yang beredar cukup luas. Di dalamnya ia menyebut kedua puluh tujuh buku yang sekarang kita kenal dengan nama Perjanjian Baru. Dengan harapan mencegah jemaatnya dari kesalahan, Athanasius menyatakan bahwa tiada buku lain dapat dianggap sebagai Injil Kristen, karena saat tersebut banyak sekali yg tulisan2 yg mengaku sebagai Injil.
Pada tahun 397, Konsili Kartago mensahkan daftar kanon tersebut.
Kesimpulan: Dalam mempelajari KS khususnya PB, kita tidak bisa meninggalkan apa yg Bapa Gereja Perdana ajarkan. Justru karena saat itu belum ada daftar kanon KS dan beredarnya ajaran2 sesatlah yg mengharuskan kita mempelajari tradisi untuk menjelaskan segala sesuatunya, seperti dalam kisah ini.
Kisah para rasul 8: 29-31
29 Roh Allah berkata kepada Filipus, "Pergilah mendekati kendaraan itu." 30 Maka Filipus pergi mendekati kendaraan itu, lalu ia mendengar orang itu membaca Buku Yesaya. Filipus bertanya kepadanya, "Apakah Tuan mengerti yg Tuan baca itu?"
31 Orang itu menjawab, "Bagaimana aku mengerti, kalau tidak ada yg menjelaskannya kepadaku?" Lalu ia mengajak Filipus naik ke kereta dan duduk bersama-sama dia.
Sola Scriptura tidak alkitabiah
Apakah dalam KS menegaskan bahwa kita boleh percaya kepada hanya Kitab Suci saja? TIDAK!
Bahwa ternyata Kitab Suci sendiri mengatakan bahwa "sola scriptura" adalah sesat!
Yoh 21:25 Masih banyak hal lain yg dilakukan oleh Yesus. Andaikata semuanya itu ditulis satu-persatu, saya rasa tak ada cukup tempat diseluruh bumi untuk memuat semua buku yg akan ditulis.
Rasul Yohanes, yang dikasihi Yesus, sendiri menegaskan bahwa banyak hal lain yg dilakukan oleh Yesus yg tidak dapat ditulis! Hanya Kitab Suci ternyata tidak cukup lengkap untuk mengenal Yesus!
2Tesalonika 2:15
Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
Lihat, St. Paulus sendiri mengatakan untuk berpegang teguh pada ajaran yg telah disampaikan secara tertulis maupun lisan!
Ternyata masih ada orang yg mengaku berdasarkan hanya kepada Kitab Suci tetapi menolak kedua ayat di atas, itulah seorang yg fanatik akan sola scriptura yg ternyata menyesatkan!
Kesimpulan:
Bagaimana mau mengimani hanya KItab Suci, sedangkan yg diimani tersebut menolak untuk mengimani hanya Kitab Suci!
Bukankah ini sama dengan orang yg selalu memanggil nama Allah tetapi tidak mendengarkan Sabda Allah yg dipanggilnya?
Sudah ada dua alasan untuk menolak "sola Scriptura"
Ajaran Gereja Katolik
"Aku tidak akan mempercayai Injil kecuali kalau tidak di gerakkan oleh otoritas Gereja Katolik"
Kata-kata diucapkan oleh St. Agustinus, saat melawan ajaran sesat!
Bagaimana Ajaran Gereja Katolik tentang Pentradisian Wahyu Ilahi:
I. Tradisi Apostolik
75 "Maka Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang Mahatinggi (lih. 2Kor 1:30; 3:16-4:6), memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya sendiri, mereka wartakan kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-bagikan karunia-karunia ilahi kepada mereka" (DV 7).
Khotbah Apostolik...
76 Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
-- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
-- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7).
... Dilanjutkan dalam Suksesi Apostolik
77 "Adapun, supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup di dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti-pengganti mereka, yang `mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar" (DV 7). Maka, "pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalam kitab-kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yang tiada putusnya" (DV 8).
78 Penerusan yang hidup ini yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus, dinamakan "tradisi", yang walaupun berbeda dengan Kitab Suci, namun sangat erat berhubungan dengannya. "Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya" (DV 8). "Ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberi kesaksian akan kehadiran tradisi itu yang menghidupkan, dan yang kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa" (DV 8).
79 Dengan demikian penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus tetap hadir di dalam Gereja dan berkarya di dalamnya: "Demikianlah Allah, yang dahulu telah bersabda, tiada henti-hentinya berwawancara dengan Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh Kudus, yang menyebabkan suara Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan melalui Gereja dalam dunia, menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan Sabda Kristus menetap dalam diri mereka secara melimpah (lih. Kol 3:16)" (DV 8).
Bagimana hubungan Kitab Suci dengan Tradisi Suci?
Satu Sumber yang Sama ...
80 "Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendayagunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20) .
... Dua Cara yang Berbeda dalam Mengalihkannya
81 "Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh ilahi".
"Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9).
82 "Dengan demikian maka Gereja", yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, "menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama" (DV 9).
Akhirnya Oleh Gereja Katoliklah Ajaran Yesus tersebut diwartakan, dengan Kitab Suci dan Tradisi Suci.
Karena hanya Gereja Katoliklah yg mempunyai Kitab Suci dan Tradisi Suci, serta suksesi Apostolik, maka yg berhak dan berwenang mengajarkan (Magisterium) adalah Gereja Katolik itu
Warisan Iman Dipercayakan kepada Seluruh Gereja
84 "Pusaka Suci" iman [depositum fidei] yang tercantum di dalam Tradisi Suci dan di dalam Kitab Suci dipercayakan oleh para Rasul kepada seluruh Gereja. "Dengan berpegang teguh padanya seluruh Umat Suci bersatu dengan para Gembala mereka dan tetap bertekun dalam ajaran para Rasul dan persekutuan, dalam pemecahan roti dan doa-doa (lih. Kis 2:42 Yn). Dengan demikian dalam mempertahankan, melaksanakan, dan mengakui iman yang diturunkan itu timbullah kerukunan yang khas antara para Uskup dan kaum beriman" (DV 10).
Wewenang Mengajar [Magisterium] Gereja
85 "Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan alas nama Yesus Kristus" (DV 10).
86 "Wewenang Mengajar itu tidak berada di alas Sabda Allah, melainkan melayaninya, yakni dengan hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh Sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus, didengarkannya dengan khidmat, dipelihara dengan suci, dan diterangkannya dengan setia; dan itu semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani sebagai hal-hal yang diwahyukan oleh Allah" (DV 10).
87 Kaum beriman mengenangkan perkataan Kristus kepada para Rasul: "Barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku" (Luk 10:16) dan menerima dengan rela ajaran dan petunjuk yang diberikan para gembala kepada mereka dalam berbagai macam bentuk.
Menolak sola Scriptura
Akhirnya, paling tidak ada 3 alasan untuk menolak sola scriptura:
1. Sola Scriptura tidak sesuai dengan Gereja Perdana bahkan 16 abad awal kehidupan Gereja!
(ingat, pandangan sesat ini tercetus abad 16!)
2. Sola Scriptura tidak alkitabiah!
Bahkan Kitab Suci sendiri menolak paham sola scriptura.
3. Bertentangan dengan Ajaran Gereja Katolik!
Salam
Jebling
Dalam beberapa diskusi muncul istilah "sola scriptura".
Sola scriptura berarti bahwa iman/pengetahuan hanyalah bersumber dari hanya Kitab Suci.
Ternyata ada beberapa hal yg bisa menyesatkan iman kalau hanya berpegang kepada hanya Kitab Suci.
Berikut, secara singkat, beberapa alasan diantaranya:
Pengajaran Bapa Gereja Perdana
Sebagaimana pengajaran yg dilakukan Yesus kepada Para Rasul, maka Para Rasulpun mengajarkan kepada umat dengan menggunakan pengajaran secara lesan.
Oleh Para Rasul dan tokoh2 Rasuli Injil tersebut kemudian dituliskan,
(Para Sejarawan Kristen sepakat bahwa Injil yg sudah dikanonisasi adalah ditulis pada abad I, ketika Para Rasul masih hidup.
Memang ada pula teori lain, tetapi teori tsb tidak didukung oleh bukti2 yg meyakinkan)
maka para rasul yang pada saat itu masih hidup dapat membuktikan kebenarannya dan segala kesalahan sejarah akan segera tampak baik oleh para saksi mata maupun penentang orang Kristen.
Menjelang akhir abad kedua, keempat Injil, Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus sangat dihargai hampir di semua pelosok. Meskipun tidak pernah ada daftar "resmi", gereja-gereja cenderung berpaling pada tulisan-tulisan ini karena dianggap memiliki otoritas spiritual. Para uskup yang berpengaruh seperti Ignasius, Clemens dari Roma dan Polikarpus telah menjadikan tulisan-tulisan ini mendapat pengakuan yang luas.
Pada tahun 367, Athanasius, uskup Alexandria yang berpengaruh , menulis "Surat Paskah" yang beredar cukup luas. Di dalamnya ia menyebut kedua puluh tujuh buku yang sekarang kita kenal dengan nama Perjanjian Baru. Dengan harapan mencegah jemaatnya dari kesalahan, Athanasius menyatakan bahwa tiada buku lain dapat dianggap sebagai Injil Kristen, karena saat tersebut banyak sekali yg tulisan2 yg mengaku sebagai Injil.
Pada tahun 397, Konsili Kartago mensahkan daftar kanon tersebut.
Kesimpulan: Dalam mempelajari KS khususnya PB, kita tidak bisa meninggalkan apa yg Bapa Gereja Perdana ajarkan. Justru karena saat itu belum ada daftar kanon KS dan beredarnya ajaran2 sesatlah yg mengharuskan kita mempelajari tradisi untuk menjelaskan segala sesuatunya, seperti dalam kisah ini.
Kisah para rasul 8: 29-31
29 Roh Allah berkata kepada Filipus, "Pergilah mendekati kendaraan itu." 30 Maka Filipus pergi mendekati kendaraan itu, lalu ia mendengar orang itu membaca Buku Yesaya. Filipus bertanya kepadanya, "Apakah Tuan mengerti yg Tuan baca itu?"
31 Orang itu menjawab, "Bagaimana aku mengerti, kalau tidak ada yg menjelaskannya kepadaku?" Lalu ia mengajak Filipus naik ke kereta dan duduk bersama-sama dia.
Sola Scriptura tidak alkitabiah
Apakah dalam KS menegaskan bahwa kita boleh percaya kepada hanya Kitab Suci saja? TIDAK!
Bahwa ternyata Kitab Suci sendiri mengatakan bahwa "sola scriptura" adalah sesat!
Yoh 21:25 Masih banyak hal lain yg dilakukan oleh Yesus. Andaikata semuanya itu ditulis satu-persatu, saya rasa tak ada cukup tempat diseluruh bumi untuk memuat semua buku yg akan ditulis.
Rasul Yohanes, yang dikasihi Yesus, sendiri menegaskan bahwa banyak hal lain yg dilakukan oleh Yesus yg tidak dapat ditulis! Hanya Kitab Suci ternyata tidak cukup lengkap untuk mengenal Yesus!
2Tesalonika 2:15
Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
Lihat, St. Paulus sendiri mengatakan untuk berpegang teguh pada ajaran yg telah disampaikan secara tertulis maupun lisan!
Ternyata masih ada orang yg mengaku berdasarkan hanya kepada Kitab Suci tetapi menolak kedua ayat di atas, itulah seorang yg fanatik akan sola scriptura yg ternyata menyesatkan!
Kesimpulan:
Bagaimana mau mengimani hanya KItab Suci, sedangkan yg diimani tersebut menolak untuk mengimani hanya Kitab Suci!
Bukankah ini sama dengan orang yg selalu memanggil nama Allah tetapi tidak mendengarkan Sabda Allah yg dipanggilnya?
Sudah ada dua alasan untuk menolak "sola Scriptura"
Ajaran Gereja Katolik
"Aku tidak akan mempercayai Injil kecuali kalau tidak di gerakkan oleh otoritas Gereja Katolik"
Kata-kata diucapkan oleh St. Agustinus, saat melawan ajaran sesat!
Bagaimana Ajaran Gereja Katolik tentang Pentradisian Wahyu Ilahi:
I. Tradisi Apostolik
75 "Maka Kristus Tuhan, yang menjadi kepenuhan seluruh wahyu Allah yang Mahatinggi (lih. 2Kor 1:30; 3:16-4:6), memerintahkan kepada para Rasul, supaya Injil, yang dahulu telah dijanjikan melalui para nabi dan dipenuhi oleh-Nya serta dimaklumkan-Nya sendiri, mereka wartakan kepada semua orang, sebagai sumber segala kebenaran yang menyelamatkan serta sumber ajaran kesusilaan, dan dengan demikian dibagi-bagikan karunia-karunia ilahi kepada mereka" (DV 7).
Khotbah Apostolik...
76 Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
-- secara lisan "oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari";
-- secara tertulis "oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga telah membukukan amanat keselamatan" (DV 7).
... Dilanjutkan dalam Suksesi Apostolik
77 "Adapun, supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup di dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-Uskup sebagai pengganti-pengganti mereka, yang `mereka serahi kedudukan mereka untuk mengajar" (DV 7). Maka, "pewartaan para Rasul, yang secara istimewa diungkapkan dalam kitab-kitab yang diilhami, harus dilestarikan sampai kepenuhan zaman melalui penggantian-penggantian yang tiada putusnya" (DV 8).
78 Penerusan yang hidup ini yang berlangsung dengan bantuan Roh Kudus, dinamakan "tradisi", yang walaupun berbeda dengan Kitab Suci, namun sangat erat berhubungan dengannya. "Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan dirinya seluruhnya, imannya seutuhnya" (DV 8). "Ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberi kesaksian akan kehadiran tradisi itu yang menghidupkan, dan yang kekayaannya meresapi praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa" (DV 8).
79 Dengan demikian penyampaian Diri Bapa melalui Sabda-Nya dalam Roh Kudus tetap hadir di dalam Gereja dan berkarya di dalamnya: "Demikianlah Allah, yang dahulu telah bersabda, tiada henti-hentinya berwawancara dengan Mempelai Putera-Nya yang terkasih. Dan Roh Kudus, yang menyebabkan suara Injil yang hidup bergema dalam Gereja, dan melalui Gereja dalam dunia, menghantarkan Umat beriman menuju segala kebenaran, dan menyebabkan Sabda Kristus menetap dalam diri mereka secara melimpah (lih. Kol 3:16)" (DV 8).
Bagimana hubungan Kitab Suci dengan Tradisi Suci?
Satu Sumber yang Sama ...
80 "Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendayagunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20) .
... Dua Cara yang Berbeda dalam Mengalihkannya
81 "Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh ilahi".
"Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9).
82 "Dengan demikian maka Gereja", yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, "menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama" (DV 9).
Akhirnya Oleh Gereja Katoliklah Ajaran Yesus tersebut diwartakan, dengan Kitab Suci dan Tradisi Suci.
Karena hanya Gereja Katoliklah yg mempunyai Kitab Suci dan Tradisi Suci, serta suksesi Apostolik, maka yg berhak dan berwenang mengajarkan (Magisterium) adalah Gereja Katolik itu
Warisan Iman Dipercayakan kepada Seluruh Gereja
84 "Pusaka Suci" iman [depositum fidei] yang tercantum di dalam Tradisi Suci dan di dalam Kitab Suci dipercayakan oleh para Rasul kepada seluruh Gereja. "Dengan berpegang teguh padanya seluruh Umat Suci bersatu dengan para Gembala mereka dan tetap bertekun dalam ajaran para Rasul dan persekutuan, dalam pemecahan roti dan doa-doa (lih. Kis 2:42 Yn). Dengan demikian dalam mempertahankan, melaksanakan, dan mengakui iman yang diturunkan itu timbullah kerukunan yang khas antara para Uskup dan kaum beriman" (DV 10).
Wewenang Mengajar [Magisterium] Gereja
85 "Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan alas nama Yesus Kristus" (DV 10).
86 "Wewenang Mengajar itu tidak berada di alas Sabda Allah, melainkan melayaninya, yakni dengan hanya mengajarkan apa yang diturunkan saja, sejauh Sabda itu, karena perintah ilahi dan dengan bantuan Roh Kudus, didengarkannya dengan khidmat, dipelihara dengan suci, dan diterangkannya dengan setia; dan itu semua diambilnya dari satu perbendaharaan iman itu, yang diajukannya untuk diimani sebagai hal-hal yang diwahyukan oleh Allah" (DV 10).
87 Kaum beriman mengenangkan perkataan Kristus kepada para Rasul: "Barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku" (Luk 10:16) dan menerima dengan rela ajaran dan petunjuk yang diberikan para gembala kepada mereka dalam berbagai macam bentuk.
Menolak sola Scriptura
Akhirnya, paling tidak ada 3 alasan untuk menolak sola scriptura:
1. Sola Scriptura tidak sesuai dengan Gereja Perdana bahkan 16 abad awal kehidupan Gereja!
(ingat, pandangan sesat ini tercetus abad 16!)
2. Sola Scriptura tidak alkitabiah!
Bahkan Kitab Suci sendiri menolak paham sola scriptura.
3. Bertentangan dengan Ajaran Gereja Katolik!
Salam
Jebling