• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Mengapa Gereja melarang Kontrasepsi ?

manukdadali

IndoForum Beginner E
No. Urut
39609
Sejak
9 Apr 2008
Pesan
496
Nilai reaksi
4
Poin
18
Melanjutkan pertanyaan Bro Voltage di bawah ini

Pertanyaan dari saya nih bro, sekedar mau tambah pengetahuan saja

berhubungan dengan yg ini



Mengapa dilarang oleh gereja yah bro? Bukankah kontrasepsi itu diciptakan untuk suatu tujuan yg baik?

Ini adalah persoalan yg saya lihat cukup serius, apakah benar bahwa kontrasepsi itu diciptakan untuk suatu tujuan yg baik ?

Tujuan baiknya adalah untuk mengatur suatu Keluarga Berencana, dalam hal ini tentunya Gereja Katolik sangat mendukung, tapi Gereja hanya menerima Keluarga Berencana yg alamiah dan bukan Kontrasepsi.

Mengapa begitu nanti kita lanjutkan lagi, tapi coba lihat di website ini tentang kontrasepsi, saya masih belum menemukannya yg berbahasa indonesia, kalau ada yg mau menterjemahkan alangkah baiknya.

Ini websitenya (mohon maaf kepada modie, karena ini penting jadi saya terpaksa melanggar menampilkan website orang lain disini)

http://www.noroomforcontraception.com/Articles/Contraception-Breast-Cancer.htm

Silahkan di baca
 
kalo kata guru agama gw sih begini
s***** itu gimanapun kan juga calon manusia
kalo pake kontrasepsi kan artinya atas keinginan manusia s*****nya keluar
terus mati kalo gak masuk ovum
sedangkan kalo lewat mimpi basah,
itu gak ada keinginan manusia
emang mimpi kan gak ada yang tahu
singkatnya, ini termasuk tindakan tidak menghargai nyawa
Your Thread is safe from PertamaX Junkers.

-IPC-
[AzV]
 
@AzV

Apa yg guru mu katakan itu benar Bro, seperti yg dikatakan oleh :

St Clement dari Alexandria, Uskup, Bapa Gereja Awal,
Karena didirikan secara ilahi untuk pertumbuhan manusia, bibit (ie: sperma) tidak boleh dikeluarkan dengan sia-sia atau dirusak atau dibuang. (The Instructor of Children 2:10:91:2 [191 masehi]).


Kalau di lihat tahun nya 191 masehi Bapak Gereja kita sudah mengatakan seperti itu.

Kalau di lihat dari sejarahnya, sebenarnya sejak awal sampai tahun 1930 semua Gereja (katolik & Protestan) menyatakan bahwa kontrasepsi adalah suatu perbuatan dosa, tapi ditahun 1930 itu Gereja Anglikan yg memperkenankan kontrasepsi itu dan dari situ gereja gereja mulai memperkenankan penggunaan kontrasepsi kecuali Gereja Katolik yg masih bertahan dan melarang penggunaan kontrasepsi.

Ditahun 1930 Paus Pius XI mengeluarkan surat ensiklik Casti Connubii (=Tentang Perkawinan)

Pius XI, Paus
Gereja Katolik, berdiri tegak ditengah-tengah kehancuran moral yang mengelilinginya supaya dapat menjaga kemurnian dari kesatuan perkawinan yang sedang dilecehkan oleh noda jijik tersebut [ie. mentalitas kontraseptif], mengumandangkan suara melalui mulut kami memproklamirkan: penggunaan apapun dari perkawinan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga tindakan perkawinan tersebut secara sengaja menghilangkan kemampuannya untuk menghasilkan kehidupan adalah pelanggaran melawan hukum Allah dan kodrat, dan mereka yang melakukan hal ini terkena dosa besar. Jika ada bapa pengakuan atau Pastor yang menuntun umat yang dipercayakan kepadanya menuju ke kesalahan ini atau membenarkan kesalahan tersebut dengan menyetujuinya atau mendiamkan, biarlah si bapa pengakuan dan si pastor ingat bahwa dia bertanggungjawab kepada Allah, sang Hakim Agung, atas pengkhianatan kepercayaanNya. Dan biarlah mereka mengingat perkataan Kristus “Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta pasti keduanya jatuh kedalam lubang.” (ensiklik “Casti Conubii,” abridged, 31 Dec 1930) - (diambil dari ekaristi.org)


Kemudian di akhir tahun 1950-an sampai awal 60-an, saat pertama kali pil KB marak digunakan. Banyak orang berpikir, bahwa penggunaan pil ini kelihatannya secara moral dapat diterima, sebab tidak seperti alat KB lainnya, pil tidak memutuskan/ mengganggu hubungan seksual antara suami istri. Maka Paus Yohanes XXIII menunjuk enam orang Teolog yang bertugas untuk meneliti hal ini, untuk membantunya membuat keputusan. Setelah Paus Yohanes XXIII wafat, Paus Paulus VI melanjutkan tugas tersebut. Ia menambah jumlah anggota komite dengan melibatkan para ahli dari segala bidang terkait, termasuk beberapa pasangan suami istri. Mayoritas dari komite mengatakan bahwa Gereja harus mengubah ajarannya, dan hanya minoritas yang mengatakan bahwa Gereja tidak seharusnya mengubah, atau lebih tepatnya tidak dapat mengubah ajaran mengenai kontrasepsi, sebab hal itu berkaitan dengan hukum Tuhan. Apa yang dilarang oleh Tuhan tidak dapat diubah oleh seseorang, ataupun oleh Gereja.

Laporan kerja komite ini yang seharusnya hanya untuk diketahui oleh Paus Paulus VI- akhirnya bocor dan beredar ke kalangan luas. Mereka menyelesaikan laporan tersebut sekitar tahun 1967, yang tadinya diperkirakan akan dimasukkan oleh Paus ke dalam dokumen tentang pengajaran hal kontrasepsi. Pada saat itu banyak tulisan beredar, yang arahnya setuju dengan pemakaian kontrasepsi, sehingga berkembanglah harapan bahwa Gereja akan mengubah ajarannya. Maka, ketika Paus Paulus VI mengeluarkan surat ensiklik Humanae vitae pada bulan Juli 1968, yang isinya menentang pemakaian kontrasepsi, banyak orang tercengang, sebab hal itu sama sekali di luar dugaan!

(terlihat bahwa kebenaran tidak bisa dijadikan patokan hanya dari banyaknya orang yg setuju)

Reaksi terkeras datang dari para Theolog seperti Fr. Robert Fuchs, Fr. Bernard Haering, Fr. Charles Curran, dan Fr. Karl Rahner. Sejak saat itu mulai banyak terdapat perbedaan-perbedaan pendapat antara para Teolog dengan ajaran Gereja dalam hal-hal seperti perceraian, masturbasi, homoseksualitas, dst. Namun demikian, Gereja tetap menegaskan kembali ajarannya sejak semula: bahwa praktek kontrasepsi adalah perbuatan dosa karena tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, karena bertentangan dengan hakekat ‘pemberian diri (self-giving) yang total’ kepada pasangan. Terima kasih kepada Paus Yohanes Paulus II, yang kemudian secara jelas dan mendalam menjelaskan alasannya kenapa demikian, seperti yang dipaparkannya dalam Theology of the Body (=Teologi Tubuh). (diambil dari katolisitas.org)

bersambung........
 
Karena seharusnya seks itu sebagai prokreasi, bukan (sekedar) rekreasi.
 
daku nanya duun..
kalu kita melakukan hub di masa tidak subur, tetapi kita tahu waktunya itu bukannya sama aja menyia"akan?
kalo (mup vulgar) di luar di tumpahkannya (misal) bukannya sama juga dengan menyia"kan?

trus".. kalo misalnya tidak di cegah juga, kehidpan membludak... itu juga mempersulit kan?
ok kalo cuman kita sendirian berpikir "ah cuman saya ini" tapi kalo yang berpikiran ada 1juta orang gmn?
 
postingan yang mana ya? kalo ga ada mungkin karena rollback ato lupa pencet submit :P
 
Wah baru tau nih kalo KB di larang di Katholik ya ?
 
yg dilarang itu kontrasepsi, KB = keluarga berencana justru dianjurkan
 
Emang masalah ini masih banyak mengundang pro dan kontra. Perlu disikapi hati2 ajah...
 
yang dibolehin sistim kalender kalee yaa ... natur bgitu


tapi apa bisa nahan yaaa ....

...
 
karena kontrasepsi mempunyai kejahatan intrinsik yang menyepelehkan kesucian seks dan tujuan prokreasi dari setiap hubungan seksual.
 
Loh ko malah jadi kontradiksi ya ?

Bukankah KB itu kan menggunakan alat kontrasepsi spt spiral, IUD, kondom dll ?

Bisa diperjelas lagi bro....:)

Sebuah kesalahan akan pemahaman "Keluarga Berencana"
Yang terjadi saat ini, diindoktrinasi bahwa Keluarga Berencana adalah sama dengan usaha membatasi kelahiran dalam sebuah keluarga.
Itu adalah kesalahan sangat besar.

Sesuai dengan kata "Keluarga Berencana": Seharusnya kata itu bermakna sebuah keluarga yg harus dibangun dengan perencanaan yang baik, dalam segala hal, bukan hanya dalam hal mempunyai anak.

Gereja Katolik sejak semula sudah memikirkan tentang "perencanaan hidup berkeluarga" yang baik.
Contoh yg paling mudah dilihat adalah adanya "kursus perkawinan", penyelidikan kanonik, pendampingan hidup berkeluarga yg terkenal dengan singkatan ME, dll.

Kembali kepada pembatasan kelahiran.
Salah satu tujuan hidup berkeluarga, secara katolik, adalah mengusahakan kesejahteraan bersama dalam keluarga itu. Salah satu unsur dalam kesejahteraan itu adalah ekonomi. Bagaimana dengan ekonomi yg ada dapat mensejahteraan anggota keluarga. Maka jumlah anggota keluarga harus diperhitungkan dengan tingkat ekonomi keluarga itu, salah satu usahanya adalah pembatasan kelahiran.

Unsur kesejahteraan yg lain adalah faktor kesehatan.
Sejauh mana sang istri mampu melahirkan anaknya dalam kondisi yang sehat baik ibu maupun anaknya. Faktor ini juga menjadi perhatian dalam merencenakan kelahiran anak.

Tetapi, usaha2 yg dilakukan dalam sebuah "perencanaan keluarga" haruslah sesuai dengan iman dan moral katolik, salah satunya adalah melarang pemakaian alat2 kontrasepsi dalam usaha membatasi/mengatur kelahiran.

Lebih dari itu, bagaimana kita mengendalikan diri untuk tidak selalu menuruti hawa nafsu/libido adalah bagian penting dari sebuah proses pendewasaan iman dan moral katolik yang benar.


Salam
Jebling
 
Tetapi, usaha2 yg dilakukan dalam sebuah "perencanaan keluarga" haruslah sesuai dengan iman dan moral katolik, salah satunya adalah melarang pemakaian alat2 kontrasepsi dalam usaha membatasi/mengatur kelahiran.

Lebih dari itu, bagaimana kita mengendalikan diri untuk tidak selalu menuruti hawa nafsu/libido adalah bagian penting dari sebuah proses pendewasaan iman dan moral katolik yang benar.
ini artinya..kalau anak cuma pengen 2..
jadi seumur idup istri cuma boleh dipake 2x ? /gg
 
ini artinya..kalau anak cuma pengen 2..
jadi seumur idup istri cuma boleh dipake 2x ? /gg

Pasti belum menikah................ ha ha ha ha ..........

Perlu belajar lagi neehh............ kalau kamu wanita, saya heran kalau kamu menggunakan istilllah "dipake".
 
Pasti belum menikah................ ha ha ha ha ..........

Perlu belajar lagi neehh............ kalau kamu wanita, saya heran kalau kamu menggunakan istilllah "dipake".

sudah baca ini sejarah onani ?
coba..jelaskan hubungan sex macam apa yang diperbolehkan.. dengan kondisi bgitu ?

saya rasa jawabannya , sex hanya boleh dilakukan untuk membuat anak, sisanya tidak.. /gg
 
Pasti belum menikah................ ha ha ha ha ..........

Perlu belajar lagi neehh............ kalau kamu wanita, saya heran kalau kamu menggunakan istilllah "dipake".

"dipake" itu istilah persetubuhan....:D mau cewe atau cowo kayanya pengunaan kata-kata itu sudah umum digunakan sebagai bahasa pergaulan:D
 
"dipake" itu istilah persetubuhan....:D mau cewe atau cowo kayanya pengunaan kata-kata itu sudah umum digunakan sebagai bahasa pergaulan:D

Kalau mau nya gitu ..... pake deh..... :D:D:D

Tapi persetubuhan antara seorang suami dan istri bukan hanya sekedar pakai memakai saja (hal ini barangkali tidak disadari oleh anak anak muda yg belum menikah), tapi juga ada yg namanya cinta dan kasih sayang tidak melulu napsu, ada juga unsur tanggung jawab, penyederhanaan dan penggampangan istilah percintaan hanya menjadi pemakaian seolah olah menjadikan hal itu hanyalah dipakai dan dilepaskan saja, akhir akhirnya adalah menuju ke dosa perzinahan, atau perzinahan sudah bukan suatu dosa lagi.

Mungkin ini terdengar munafik, tapi kita harus terus mengingat kesucian dari arti sebuah perkawinan dan jangan di gunakan sembarangan sehingga terjatuh dalam dosa perzinahan.


sudah baca ini sejarah onani ?
coba..jelaskan hubungan sex macam apa yang diperbolehkan.. dengan kondisi bgitu ?

saya rasa jawabannya , sex hanya boleh dilakukan untuk membuat anak, sisanya tidak..

Syukur kalau kamu sudah tau jawabannya ............ :D apa kamu pikir perasaanmu keliru ?

Kamu sudah menikah apa belum ?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.