rocksteadyska
IndoForum Beginner A
- No. Urut
- 139343
- Sejak
- 13 Jun 2011
- Pesan
- 1.282
- Nilai reaksi
- 5
- Poin
- 38
Berita Ekonomi Dunia Terbaru
Rabu, 13 Maret 2013
Dolar AS melemah tipis kembali dalam perdagangan hari Selasa (13/03) sementara Pounsterling juga melemah dengan keterkejutan pasar akan data ekonomi Inggris yang isyaratkan resesi lebih lanjut.
Indek Dolar AS menurun ke 82.585 dari sebelumnya di 82.601. Sepanjang tahun, indek ini telah naik 3% meski sempat jatuh diawal Februari. Hal yang menarik bahwa kenaikan ini bersamaan dengan kenaikan beruntun dan fantastis di bursa saham AS, khususnya di Dow Jones. Secara tradisional, biasanya kedua hal ini akan bergerak saling berlawanan. Menguatnya Dolar AS akan diikuti dengan melemahnya bursa saham dan sebaliknya. Bias yang terjadi saat ini, nampaknya lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal.
Dow Jones bergerak naik turun dalam perdagangan di hari Selasa setekah tujuh sesi sebelumnya menguat. Saham-saham unggulan tersebut akhirnya berakhir menguat 3 poin ke level 14,450.06, lagi-lagi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dolar AS yang sebelumnya mendapat angin buritan sebagai safe haven, dengan hasil bursa saham ini juga mengalami korekso meski kecil. Menguatnya Dolar AS sebelum akhirnya terkoreksi, telah memberikan pukulan meski tipis juga pada perdagangan komoditi, dimana minyak bumi melemah harganya, meski masih diatas $92 per barel.
Sterling mencuri perhatian pasar dengan bergerak menurun hingga ke $1.4830 terhadap Dolar AS setelah data ekonomi Inggris menyatakan bahwa hasil produksi Inggirs dibulan Januari menurun bersamaan dengan produksi manufaktur yang lebih besar dari perkiraan pasar. Akhirnya GBPUSD, berakhir di $1.4906, dari posisi sebelumnya di $1.4919.
Euro kontraksi ke $1.3027, turun dari sebelumnya di $1.3037dalam perdagangan EURUSD. Sementara Dolar Australia naik ke $1.0316 dari $1.0266 di perdagangan AUDUSD. Sebaliknya Dolar AS turun ke ¥96.05 dari sebelumnya ¥96.30 dalam perdagangan USDJPY.
Dolar AS awalnya memang menguat bahkan mencapai level tertingginya terhadap Yen dari posisi sejak Agustus 2009. Melejitnya Dolar AS ini atas Yen disebabkan oleh kabar dari jepang bahwa Bank of Japan akan melakukan pertemuan yang sebenarnya tidak dijadwalkan sebelumnya. Diperkirakan pertemuan ini akan dilakukan sebelum 20 Maret ini. Hal ini menimbulkan spekulasi di pasar akan kebijakan apa yang akan dilakukan BoJ terhadap Yen.
Menguatnya Dolar Australia, tak lepas dari fenomena “carry trade” dimana perbedaan suku bunga membuat investor melarikan pinjamannya ke Australia yang bersuku bunga mebih tinggi dari Negara-negara lainnya.
Berkaca pada Obligasi tiga tahun Australia saat ini dimana imbal hasilnya diatas suku bunga dari Reserve Bank of Australia yang sebesar 3% akan menjadi cerminan perubahan suku bunga.Sejarah mengajarkan pada kita bahwa kenaikan imbal hasil tiga tahun diatas suku bunga RBA menjadi sinyal bahwa siklus kebijakan lunak akan berakhir meski itu bukan berarti tamat. Data ekonomi berupa tingkat angkatan kerja masih akan menjadi data krusial yang akan menjadi katalis bagi berbaliknya pergerakan harga saat ini.
Rabu, 13 Maret 2013
Dolar melemah, Aussie terdorong Carry Trade, Sterling dipukul data ekonomi
Dolar AS melemah tipis kembali dalam perdagangan hari Selasa (13/03) sementara Pounsterling juga melemah dengan keterkejutan pasar akan data ekonomi Inggris yang isyaratkan resesi lebih lanjut.
Indek Dolar AS menurun ke 82.585 dari sebelumnya di 82.601. Sepanjang tahun, indek ini telah naik 3% meski sempat jatuh diawal Februari. Hal yang menarik bahwa kenaikan ini bersamaan dengan kenaikan beruntun dan fantastis di bursa saham AS, khususnya di Dow Jones. Secara tradisional, biasanya kedua hal ini akan bergerak saling berlawanan. Menguatnya Dolar AS akan diikuti dengan melemahnya bursa saham dan sebaliknya. Bias yang terjadi saat ini, nampaknya lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal.
Dow Jones bergerak naik turun dalam perdagangan di hari Selasa setekah tujuh sesi sebelumnya menguat. Saham-saham unggulan tersebut akhirnya berakhir menguat 3 poin ke level 14,450.06, lagi-lagi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dolar AS yang sebelumnya mendapat angin buritan sebagai safe haven, dengan hasil bursa saham ini juga mengalami korekso meski kecil. Menguatnya Dolar AS sebelum akhirnya terkoreksi, telah memberikan pukulan meski tipis juga pada perdagangan komoditi, dimana minyak bumi melemah harganya, meski masih diatas $92 per barel.
Sterling mencuri perhatian pasar dengan bergerak menurun hingga ke $1.4830 terhadap Dolar AS setelah data ekonomi Inggris menyatakan bahwa hasil produksi Inggirs dibulan Januari menurun bersamaan dengan produksi manufaktur yang lebih besar dari perkiraan pasar. Akhirnya GBPUSD, berakhir di $1.4906, dari posisi sebelumnya di $1.4919.
Euro kontraksi ke $1.3027, turun dari sebelumnya di $1.3037dalam perdagangan EURUSD. Sementara Dolar Australia naik ke $1.0316 dari $1.0266 di perdagangan AUDUSD. Sebaliknya Dolar AS turun ke ¥96.05 dari sebelumnya ¥96.30 dalam perdagangan USDJPY.
Dolar AS awalnya memang menguat bahkan mencapai level tertingginya terhadap Yen dari posisi sejak Agustus 2009. Melejitnya Dolar AS ini atas Yen disebabkan oleh kabar dari jepang bahwa Bank of Japan akan melakukan pertemuan yang sebenarnya tidak dijadwalkan sebelumnya. Diperkirakan pertemuan ini akan dilakukan sebelum 20 Maret ini. Hal ini menimbulkan spekulasi di pasar akan kebijakan apa yang akan dilakukan BoJ terhadap Yen.
Menguatnya Dolar Australia, tak lepas dari fenomena “carry trade” dimana perbedaan suku bunga membuat investor melarikan pinjamannya ke Australia yang bersuku bunga mebih tinggi dari Negara-negara lainnya.
Berkaca pada Obligasi tiga tahun Australia saat ini dimana imbal hasilnya diatas suku bunga dari Reserve Bank of Australia yang sebesar 3% akan menjadi cerminan perubahan suku bunga.Sejarah mengajarkan pada kita bahwa kenaikan imbal hasil tiga tahun diatas suku bunga RBA menjadi sinyal bahwa siklus kebijakan lunak akan berakhir meski itu bukan berarti tamat. Data ekonomi berupa tingkat angkatan kerja masih akan menjadi data krusial yang akan menjadi katalis bagi berbaliknya pergerakan harga saat ini.