@TS - AMLS
Ada Ganjelan ni temen2........
Kenapa ya Kita Orang katolik Males Banget Bawa Alkitab Ke Gereja .........
@Legionsa
di gereja GKIS di Sunter... setiap ada kebaktian... pasti semua bawa kayak puji syukur sama alkitab pula.......
Saya tidak tau apakah ada orang Protestan yg pernah mengikuti Misa atau orang Katolik yg sudah pernah mengikuti Kebaktian.
Tapi kalau ada yg sudah pernah mencoba
pasti akan mengatakan bahwa Misa itu sangat berbeda dengan Kebaktian (kalau GKI sih katanya mirip, saya belum pernah kesitu....
), jadi mungkin tidaklah bijaksana jika memaksakan orang Katolik ke Gereja - Misa - merayakan Sakrament Ekaristi di wajibkan membawa Alkitab, demikian juga sebaliknya kalau orang Protestan tidak membawa Alkitab ke Kebaktian, mestinya kan jadi bingung sendiri (atau sengaja supaya bisa share Alkitab dgn cewe cakep yg di sebelah karena pura pura ketinggalan Alkitab......... basiiiiiiii ha ha ha......
)
Disini saya tidak akan menjadi sok tau untuk membahas Kebaktian, tapi saya ingin kembali bersama sama membicarakan Misa yg biasa kita lakukan di Gereja.
Seperti yg kita sama sama lakukan setiap Minggu (minimal
) bahwa kita ke Gereja itu untuk mengikuti perayaan Misa atau merayakan Sakrament Ekaristi.
Apa yg di maksud dengan Misa adalah mengenangkan kembali Kamis Putih, Jumat Agung dan Minggu Paskah dalam bentuk ritual (Upacara)
Konsili Vatikan II mengajukan ketiga misteri ini dalam menggambarkan Misa:
"Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, Penyelamat kita mengadakan kurban Ekaristi Tubuh dan Darah-Nya. Dengan demikian Ia mengabadikan korban salib untuk selamanya, dan mempercayakan kepada Gereja, mempelai-Nya yang terkasih, kenangan wafat dan kebangkitan- Nya: sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paskah. Dalam perjamuan itu Kristus disambut, jiwa dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan yang akan datang." (Sacrosanctum Concilium, #47).
"Bentuk" dasar dari ritual Misa dapat digambarkan sebagai suatu perjamuan. Bukan maksudnya untuk mengatakan bahwa Misa adalah "suatu sarapan yang lain" atau kita mengabaikan Misa sebagai korban. Bukan itu maksudnya. Akan membantu sekali jika dalam "ambil-bagian" dalam Misa kita membayangkan Misa sebagai suatu "bentuk perjamuan."
Ketika teman-teman berkumpul bersama untuk suatu perjamuan, mereka duduk dan bercakap-cakap: kemudian mereka menuju ke meja perjamuan, mengucap syukur, membagikan makanan serta makan dan minum, dan akhirnya undur diri dan pulang ke rumah.
Dalam ambil bagian dalam Misa kita juga mengikuti pola yang sama: kita melakukan ritual dalam :
BAGIAN PERTAMA : PEMBUKAAN
1. Perarakan Masuk
2. Tanda Salib
3. Salam
4. Pengantar
5. Tobat
6. Tuhan Kasihanilah Kami
7. Madah Kemuliaan
8. Doa Pembukaan
BAGIAN KEDUA : LITURGI SABDA
1. Bacaan Pertama
2. Mazmur Tanggapan
3. Bacaan Kedua
4. Bait Pengantar Injil
5. Bacaan Injil
6. Aklamasi Sesudah Injil
7. Homili
8. Syahadat
9. Doa Umat
BAGIAN KETIGA : LITURGI EKARISTI
A. PERSEMBAHAN
• Persiapan Persembahan
• Doa Persembahan
B. DOA SYUKUR AGUNG
• Dialog Pembukaan
• Prefasi
• Kudus
• Doa Syukur Agung
C. KOMUNI
• Bapa Kami
• Embolisme
• Doa Damai
• Pemecahan Roti
• Persiapan Komuni
• Membagi Tubuh (dan Darah) Kristus
• Saat Hening
• Madah Syukur
• Doa Komuni
BAGIAN KEEMPAT : PENGUTUSAN
• Pengumuman
• Pengutusan
Puncak dari Liturgi Misa ini adalah di Doa Syukur Agung dan juga tentunya disaat Komuni dimana kita bersatu dengan Yesus sendiri.
Kalau mau detailnya bisa di lihat di sini [***]
Terima kasih semoga kita bisa sama sama menghayatinya.