Seandainya manusia ingin menghitung nikmat Allah SWT, maka ia takkan mampu menghitungnya. Walaupun seluruh air dilautan dijadikan tinta dan seluruh ranting-ranting pepohonan dijadikan pena untuk menulis nikmat anugerah Allah SWT kepada manusia, tidak akan selesai dan mencukupi.
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya." (Qs. an Nahl: 18)
Demikian banyak nikmat Allah SWT disekitar kita. Sehingga kita lupa menyempurnakan rasa syukur atas nikmat-nikmat itu, bahkan kenikmatan itu digunakan untuk bermaksiat kepadaNya. Mata, telinga, mulut, tangan, dan kaki sering digunakan melanggar perintah Allah SWT.
"Seseungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya, dan sesunguhnya manusia itu tidak menyaksikan (sendiri) keingkaranya." (Qs. al Adiyat: 6-7)
Rasulullah SAW bersabda,
"Dua nikmat yang bisa memperdaya orang banyak, yaitu kesehatan dan kesempatan." (Hr. Bukhari ~ Muslim)
Ketika melangkah keluar rumah, mengayunkan kedua tangan, menghirup nafas dalam-dalam dan melayangkan pandangan pada sinar yang terang, pernahkah kita berfikir darimana semua ini? seandainya Allah SWT meminta agar semua fasilitas ini; setetes air atau setitik udara yang kita hirup dibayar dengan uang, berapa triliyun uang yang harus kita miliki? Matahari yang setiap hari bersinar tidak pernah meminta bayaran, tetapi bagaimana dengan lampu listrik?
Abu Hurairah ra menuturkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan terhadap seorang hamba, maka Dia menjadikan kekayaannya berada pada dirinya sendiri dan takwanya berada dalam qolbunya, Dan apabila Allah SWT menghendaki keburukan terhadap seorang hamba, maka dia jadikan kefakirannya berada dihapan matanya." (Hr. Hakim)
Mungkin kita mengira bahwa yang namanya modal itu adalah uang, emas atau sawah ladang. Dan merasa miskin jika tidak memiliki ketiganya, sehingga melupakan modal fitrah manusia yang dianugerahkan oleh Allah SWT berupa kesehatan. Bahkan orang-orang rela mengorbankan seluruh kekayaannya untuk mendapatkan kesehatan agar jasmaninya sembuh. Orang yang sehat pun berusaha agar jasmaninya sempurna dengan berbagai cara, melalui operasi plastik atau dengan alat-alat kosmetik lainnya.
Allah SWT telah menyempurnakan jasad manusia di dalam rahim. diberi mata, mulut, telinga, hidung, tangan dan kaki. Dan di alam dunia ini tinggal memfungsikannya, bukan tampat untuk menyampurkan jasad lagi, tetapi untuk menyempurnakan iman dan amal. Bagaimana agar panca indera memperoduksi amal sebanyak-banyaknya.
Manusia sering lupa dan sengaja melupakan apa yang sudah dimiliki dan justru selalu ingat apa yang belum dia miliki. Tidak memikirkan apa yang telah diperoleh, tetapi selalu memikirkan apa yang belum diperoleh.
Allah SWT berfirman,
"Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dariNya dan karunia. Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui." (Qs. al Baqarah:268)
Mungkin harus bertanya pada diri sendri, maukah menukar kedua biji mata ini dengan harga satu triliyun? Kedua tangan dan kaki ditukar denagn emas satu ton? Dan bagian-bagian tubuh yang lainnya? Siapakah yang mau menukar hidupnya dengan seluruh harta benda dunia ini? Hidup ini sendiri adalah nikmat dari Allah SWT, bahkan sebelum diberi karunia yang lain,
"Dan barang siapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhya Allah sangat keras siksa-Nya." (Qs. al BAqarah:211)
Kadangkala manusia sulit memahami qudratullah yang terjadi pada dirinya. Terkadang terhadap orang yang taat kepada Allah SWT musibah datang silih berganti dan tidak pernah usai. Mungkin diingatkan oleh Allah SWT agar ia bertambah taat, namun setelah ia taat, musibah masih akrab dengan kehidupannya. Dan kita semakin bertambah sulit memahami, orang kafir justru bertambah makmur. Seperti fir'aun yang tak pernah sakit, padahal ujian menimpa Nabi Musa as sejak bayi sampai usia senja. Allah SWT berfirman,
"Dan sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira terhadap orang-orang yang sabar." (Qs. al Baqarah:155)
Musibah adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hambaNya yang madih ada harapan menjadi baik dan berkesempatan masuk jannah, dan hendaknya di syukuri, karena ada hikmah dibalik musibah.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia menguji mereka (dengan musibah). Barang siapa yang ridha maka ia akan mendapatkan keridhaanNya, dan barang siapa yang benci (tidak ridha), maka ia pun akan mendapatkan murka-Nya." (Hr. Tirmizi ~ Targhib wat Tarhib)
Allah SWT akan memberi imbalan di akherat nanti apa saja yang menimpa hamba-hambaNya di dunia ini, sekalipun hanya tertusuk duri. Mungkin yang menimpa diri kita adalah balasan perbuatan dosa yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, kita patut bersyukur karena Allah SWT tidak menabung pembalasan dosa-dosa di akherat. Jika diberi pembalasan di dunia berarti pintu taubat masih terbuka, tapi diakherat tiada ampun lagi.
Rasululah SAW bersabda,
"Ujian akan datang silih berganti kepada seorang mukmin atau mukminah mengenai jasadnya, hartanya dan anaknya. Sehingga ia menghadap Allah tanpa membawa dosa." (Hr. Tirmizi)
Ada karunia dari Allah SWT yang tidak bisa didapatkan dengan ibadah shalat, shaum, zakat, haji dan sebagainya, tetapi karunia itu bisa didapt dengan musibah.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya ada orang yang mendapatkan kedudukan di sisi Allah, akan tetapi tidak ada satu amal pun pada dirinya yang dapat mengantarkannya untuk mencapai kedudukan itu. Oleh karena itu Allah mencobannya dengan sesuatu yang ia tidak sukai, sehingga dengannya ia memperoleh kedudukan itu." (Hr. Ibnu Hibban)
Orang-orang yang dicintai Allah SWT akan diberi musibah agar hatinya lembut. Sehingga hidayah mudah masuk ke dalam hatinya. Hati yang keras ibarat batu yang tidak bisa ditembus oleh air, tetapi tanah yang lembut mudah menerap air. maka hati orang yang beriman akan lembut dengan musibah. Siapa yang tidak suka mendekat kepada Allah, maka ia akan terseret dengan musibah itu agar mengingat Allah SWT.
"Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)." (Qs. al A'raf:168)
Orang yang beriman disegerakan balasan dosanya didunia berupa sakit, kemiskinan, kesusahan dan kesulitan-kesulitan. Sementara balasan amal-amal shalihnya ditunda dan disempurnakan nanti di akherat. Sebaliknya orang-orang kafir deisegerak pembalasan amal baiknya di dunia. Apa saja yang di usahakan langsung mendapatkan hasil. Diberi makanan lezat, rumah, kendaraan, istri yang cantik, berganti-ganti pakaian dan sebagainya. Sehingga di akhirat kelak tinggalah amal buruknya berupa azab selama-lamanya.
Allah SWT berfirman,
"Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makanya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka." (Qs. Muhammad:12)
Rasulullah SAW bersabda, "Apabila engkau melihat seseorang yang memperoleh kenikmatan dunia padalah ia melakukan kemaksiatan, maka ketahuilah bahwa itu istidraj (penundaan azab dari Allah SWT) seperti seseorang diberi seutas tali yang dengan tali itu ia dibiarkan menggantung dirinya sendiri)." Kemudian Rasulullah membaca ayat,
"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membuka semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberika kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (Qs. al An'am:44).
Rasulullah SAW menceritakan bahwa seorang Nabiyullah bertanya kepada Allah SWT, "Wahai Allah, ada seorang hambaMu yang beriman dan melakukan amal shaleh, tetapi Engkau jauhkan dunia darinyadan mengirimkan musibah kepadanya, Kemudian ada seorang hambaMu yang kafir dan durhaka kepadaMu, namun Engkau menjauhkan musibah darinya dan mengaruniakan dunia kepadanya?"
Maka Allah SWT mewahyukan kepada Nabi itu, "HambaKu yang beriman melakukan beberapa amal buruk, karena itulah Aku memperlakukannya demikian itu, sehingga apabila ia kembali kepadaKu, Aku akan memberi pahala kebaikannya. Sedangakan bagi orang kafir tadi, ia telah melakukan beberapa perbuatan baik, karena itulah Aku memperlakukannya demikian, yakni dengan memberikan balasan atas perbuatan baiknya. Sehingga apabila ia kembali kepadaKu, Aku akan menyiksa perbuatan buruknya."
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada orang yang Dia cintai dan orang yang tidak Dia cintai, sedangkan Dia tidak memberikan iman kecuali kepada orang yang Dia cintai." (Hr. Bukhari)
Semoga bermanfaat.............
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya." (Qs. an Nahl: 18)
Demikian banyak nikmat Allah SWT disekitar kita. Sehingga kita lupa menyempurnakan rasa syukur atas nikmat-nikmat itu, bahkan kenikmatan itu digunakan untuk bermaksiat kepadaNya. Mata, telinga, mulut, tangan, dan kaki sering digunakan melanggar perintah Allah SWT.
"Seseungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya, dan sesunguhnya manusia itu tidak menyaksikan (sendiri) keingkaranya." (Qs. al Adiyat: 6-7)
Rasulullah SAW bersabda,
"Dua nikmat yang bisa memperdaya orang banyak, yaitu kesehatan dan kesempatan." (Hr. Bukhari ~ Muslim)
Ketika melangkah keluar rumah, mengayunkan kedua tangan, menghirup nafas dalam-dalam dan melayangkan pandangan pada sinar yang terang, pernahkah kita berfikir darimana semua ini? seandainya Allah SWT meminta agar semua fasilitas ini; setetes air atau setitik udara yang kita hirup dibayar dengan uang, berapa triliyun uang yang harus kita miliki? Matahari yang setiap hari bersinar tidak pernah meminta bayaran, tetapi bagaimana dengan lampu listrik?
Abu Hurairah ra menuturkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan terhadap seorang hamba, maka Dia menjadikan kekayaannya berada pada dirinya sendiri dan takwanya berada dalam qolbunya, Dan apabila Allah SWT menghendaki keburukan terhadap seorang hamba, maka dia jadikan kefakirannya berada dihapan matanya." (Hr. Hakim)
Mungkin kita mengira bahwa yang namanya modal itu adalah uang, emas atau sawah ladang. Dan merasa miskin jika tidak memiliki ketiganya, sehingga melupakan modal fitrah manusia yang dianugerahkan oleh Allah SWT berupa kesehatan. Bahkan orang-orang rela mengorbankan seluruh kekayaannya untuk mendapatkan kesehatan agar jasmaninya sembuh. Orang yang sehat pun berusaha agar jasmaninya sempurna dengan berbagai cara, melalui operasi plastik atau dengan alat-alat kosmetik lainnya.
Allah SWT telah menyempurnakan jasad manusia di dalam rahim. diberi mata, mulut, telinga, hidung, tangan dan kaki. Dan di alam dunia ini tinggal memfungsikannya, bukan tampat untuk menyampurkan jasad lagi, tetapi untuk menyempurnakan iman dan amal. Bagaimana agar panca indera memperoduksi amal sebanyak-banyaknya.
Manusia sering lupa dan sengaja melupakan apa yang sudah dimiliki dan justru selalu ingat apa yang belum dia miliki. Tidak memikirkan apa yang telah diperoleh, tetapi selalu memikirkan apa yang belum diperoleh.
Allah SWT berfirman,
"Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dariNya dan karunia. Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui." (Qs. al Baqarah:268)
Mungkin harus bertanya pada diri sendri, maukah menukar kedua biji mata ini dengan harga satu triliyun? Kedua tangan dan kaki ditukar denagn emas satu ton? Dan bagian-bagian tubuh yang lainnya? Siapakah yang mau menukar hidupnya dengan seluruh harta benda dunia ini? Hidup ini sendiri adalah nikmat dari Allah SWT, bahkan sebelum diberi karunia yang lain,
"Dan barang siapa yang menukar nikmat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhya Allah sangat keras siksa-Nya." (Qs. al BAqarah:211)
Kadangkala manusia sulit memahami qudratullah yang terjadi pada dirinya. Terkadang terhadap orang yang taat kepada Allah SWT musibah datang silih berganti dan tidak pernah usai. Mungkin diingatkan oleh Allah SWT agar ia bertambah taat, namun setelah ia taat, musibah masih akrab dengan kehidupannya. Dan kita semakin bertambah sulit memahami, orang kafir justru bertambah makmur. Seperti fir'aun yang tak pernah sakit, padahal ujian menimpa Nabi Musa as sejak bayi sampai usia senja. Allah SWT berfirman,
"Dan sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira terhadap orang-orang yang sabar." (Qs. al Baqarah:155)
Musibah adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hambaNya yang madih ada harapan menjadi baik dan berkesempatan masuk jannah, dan hendaknya di syukuri, karena ada hikmah dibalik musibah.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia menguji mereka (dengan musibah). Barang siapa yang ridha maka ia akan mendapatkan keridhaanNya, dan barang siapa yang benci (tidak ridha), maka ia pun akan mendapatkan murka-Nya." (Hr. Tirmizi ~ Targhib wat Tarhib)
Allah SWT akan memberi imbalan di akherat nanti apa saja yang menimpa hamba-hambaNya di dunia ini, sekalipun hanya tertusuk duri. Mungkin yang menimpa diri kita adalah balasan perbuatan dosa yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, kita patut bersyukur karena Allah SWT tidak menabung pembalasan dosa-dosa di akherat. Jika diberi pembalasan di dunia berarti pintu taubat masih terbuka, tapi diakherat tiada ampun lagi.
Rasululah SAW bersabda,
"Ujian akan datang silih berganti kepada seorang mukmin atau mukminah mengenai jasadnya, hartanya dan anaknya. Sehingga ia menghadap Allah tanpa membawa dosa." (Hr. Tirmizi)
Ada karunia dari Allah SWT yang tidak bisa didapatkan dengan ibadah shalat, shaum, zakat, haji dan sebagainya, tetapi karunia itu bisa didapt dengan musibah.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya ada orang yang mendapatkan kedudukan di sisi Allah, akan tetapi tidak ada satu amal pun pada dirinya yang dapat mengantarkannya untuk mencapai kedudukan itu. Oleh karena itu Allah mencobannya dengan sesuatu yang ia tidak sukai, sehingga dengannya ia memperoleh kedudukan itu." (Hr. Ibnu Hibban)
Orang-orang yang dicintai Allah SWT akan diberi musibah agar hatinya lembut. Sehingga hidayah mudah masuk ke dalam hatinya. Hati yang keras ibarat batu yang tidak bisa ditembus oleh air, tetapi tanah yang lembut mudah menerap air. maka hati orang yang beriman akan lembut dengan musibah. Siapa yang tidak suka mendekat kepada Allah, maka ia akan terseret dengan musibah itu agar mengingat Allah SWT.
"Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)." (Qs. al A'raf:168)
Orang yang beriman disegerakan balasan dosanya didunia berupa sakit, kemiskinan, kesusahan dan kesulitan-kesulitan. Sementara balasan amal-amal shalihnya ditunda dan disempurnakan nanti di akherat. Sebaliknya orang-orang kafir deisegerak pembalasan amal baiknya di dunia. Apa saja yang di usahakan langsung mendapatkan hasil. Diberi makanan lezat, rumah, kendaraan, istri yang cantik, berganti-ganti pakaian dan sebagainya. Sehingga di akhirat kelak tinggalah amal buruknya berupa azab selama-lamanya.
Allah SWT berfirman,
"Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makanya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka." (Qs. Muhammad:12)
Rasulullah SAW bersabda, "Apabila engkau melihat seseorang yang memperoleh kenikmatan dunia padalah ia melakukan kemaksiatan, maka ketahuilah bahwa itu istidraj (penundaan azab dari Allah SWT) seperti seseorang diberi seutas tali yang dengan tali itu ia dibiarkan menggantung dirinya sendiri)." Kemudian Rasulullah membaca ayat,
"Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membuka semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberika kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (Qs. al An'am:44).
Rasulullah SAW menceritakan bahwa seorang Nabiyullah bertanya kepada Allah SWT, "Wahai Allah, ada seorang hambaMu yang beriman dan melakukan amal shaleh, tetapi Engkau jauhkan dunia darinyadan mengirimkan musibah kepadanya, Kemudian ada seorang hambaMu yang kafir dan durhaka kepadaMu, namun Engkau menjauhkan musibah darinya dan mengaruniakan dunia kepadanya?"
Maka Allah SWT mewahyukan kepada Nabi itu, "HambaKu yang beriman melakukan beberapa amal buruk, karena itulah Aku memperlakukannya demikian itu, sehingga apabila ia kembali kepadaKu, Aku akan memberi pahala kebaikannya. Sedangakan bagi orang kafir tadi, ia telah melakukan beberapa perbuatan baik, karena itulah Aku memperlakukannya demikian, yakni dengan memberikan balasan atas perbuatan baiknya. Sehingga apabila ia kembali kepadaKu, Aku akan menyiksa perbuatan buruknya."
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada orang yang Dia cintai dan orang yang tidak Dia cintai, sedangkan Dia tidak memberikan iman kecuali kepada orang yang Dia cintai." (Hr. Bukhari)
Semoga bermanfaat.............