• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Makna Sebuah Takdir

Blog Sakinah

IndoForum Newbie D
No. Urut
176628
Sejak
6 Jul 2012
Pesan
90
Nilai reaksi
0
Poin
6
“Jangan biarkan roda kehidupan kita berputar tanpa arah, tetapi bimbinglah ia. Bersihkan dataran yang harus di lalui oleh sang roda dari berbagai rintangan. Andaikata suatu ketika roda itu tersandung lalu jatuh, jangan tinggalkan ia begitu saja tetapi raih ia, berdirikan, dan putar kembali hingga ia sampai pada tujuan dari perjalanan.”

Sehebat apapun rencana hidup kita dibuat, pada akhirnya kita hanya hidup untuk saat ini karena masa lalu sudah lewat dan masa depan masih belum tentu. Tujuan hidup kita adalah menjalani takdir dan mengubah nasib. Menjalani nasib kita dengan bersyukur akan menjadikan kita mendapatkan takdir yang membahagiakan, tidak hanya bagi diri kita sendiri tetapi juga orang banyak.

Takdir adalah sesuatu yang gaib dan membahas perkara yang gaib sungguh akan memunculkan berbagai gejolak dalam jiwa. Ada yang sependapat, dan ada juga yang memiliki anggapan yang berbeda. Ini lumrah, sebab akal manusia tidak akan berhenti untuk berfikir, tetapi Allah SWT member batasan sehingga manusia tidak dapat menjangkau hal-hal yang bersifat privasi dan hanya Allah SWT yang tahu. Oleh karena itu, manusia akan menggunakan akalnya untuk menerjemahkan rahasia ilahi tersebut hingga memunculkan berbagai pemahaman.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. “(QS Al Hadiid: 22). Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa segala yang terjadi di dunia ini dan pada diri kita sendiri merupakan kehendak Allah SWT. Semuanya telah tertulis di dalam kitabNya. Yang demikian itulah yang di sebut dengan takdir.

Seorang Muslim yang sungguh-sungguh beriman (termasuk memahami dengan baik maksud yang terkandung dalam pengertian takdir), meski didera oleh berbagai kesulitan dalam kehidupan sehari-harinya, Insya Allah, akan tetap berikhtiar (tidak henti berusaha mengatasi persoalan hidupnya menurut cara-cara yang diajarkan oleh ALLAH SWT), berdoa dan tawakal (menyerahkan dengan sepenuh hati apa pun hasil usahanya nanti pada keputusan ALLAH SWT);

” Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS 13;11)

Orang beriman itu sehat karena apapun perkara yang menimpanya tidak membuat dia terguncang, didatangi musibah dia mampu besabar, didatangi kemudahan dia mampu bersyukur, dia yakin setiap kejadian yang menghampiri dirinya tidak lain adalah ujian dari Allah apakah dia bisa menjadi hamba yang bersyukur atau hamba yang kufur, dia punya cita-cita dan dia berusaha maksimal untuk menggapai cita-citanya, kalau cita-citanya tercapai dia bersyukur. Kalau tidak dia mampu bersabar. Karena dia mempercayai qadar Allah, tugas dia berupa ikhtiar telah dilakukannya dan hasil yang merupakan wilayah Allah diserahkan sepenuhnya kepada Allah, ikhtiar dan doa kerja kita, takdir kerja Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Jika engkau ditimpa sesuatu maka janganlah mengatakan, ‘Seandanya saya melakukan demikian, tentu tidak akan begini dan begitu’, melainkan katakanlah, ‘Ini telah ditakdirkan Allah. Apa yang diinginkan-Nya pasti terjadi.’ Karena ucapan ‘seandainya’ membuka peluang (pintu) perbuatan setan” (HR. Muslim)

Taqdir Allah sama sekali bukan sebagai pemaksaan, Allah lebih tahu terhadap hambanya yang pantas mendapatkan kebaikan dan yang tidak. Beriman kepada taqdir akan menghasilkan rasa takut yang mendalam akan nasib akhir hidupnya dan menumbuhkan semangat yang tinggi untuk beramal dan istiqomah dalam ketaatan demi mengharap khusnul khatimah. Beriman kepada taqdir bukanlah alasan untuk bermaksiat dan bermalas-malasan. Hati orang-orang yang shalih diantara 2 keadaan, yaitu khawatir tentang apa yang telah ditulis baginya atau khawatir tentang apa yang akan terjadi pada akhir hidupnya. Keadaan pertama hatinya para sabiqin dan keadaan ke-2 hatinya para abrar.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.