yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48

Belum mendaftarnya partai politik (parpol) dalam Pilwalkot Bandung 2013 dinilai lambat oleh pengamat politik Universitas Jendral Ahmad Yani (Unjani), Yarmadi. Menurutnya, keterlambatan tersebut memang sering terjadi dan disengaja karena untuk menentukan strategi sebagai langkah pemenangan.
“Biasanya politisi memiliki daya tawar yang tinggi untuk partai. Jadi pada akhirnya partai merasa kebingungan untuk menentukan pilihan,” tutur Yamardi kepada wartawan, Rabu (13/3/2013).
Meski demikian, dia menilai keterlambatan tersebut bisa merusak citra partai. Pasalnya bukan tidak mungkin dalam waktu yang singkat partai bisa memilih calon yang tidak berkompeten untuk maju.
Menurutnya, dengan ‘dikejar’ deadline bukan tidak mungkin kader-kader partai yang telah memiliki dukungan di akar rumput bisa tersisihkan oleh sosok yang berada di luar struktural.
“Jadi kesannya seperti asal-asalan untuk mengajukan kandidat karena dikejar deadline. Tak heran, ketika terpilih nanti hasilnya kurang memuaskan,” jelasnya.
Hal tersebut, kata dia, juga bisa merusak kondusifitas partai dan dapat memicu perpecahan. Itu bisa terjadi lantaran sang calon yang bukan dari internal partai tidak bisa mengakomodir masukan dari partai untuk membangun daerah.
Dia berharap, partai bisa melakukan konvensi internal untuk menentukan calon yang akan diusung. Selain untuk menemukan sosok calon yang ideal, cara itu dinilai mampu meningkatkan citra dan solidaritaas partai.
“Tapi konvensi jangan dilakukan di detik-detik jelang penutupan pendaftaran. Tapi dilakukan jauh-jauh hari agar partai benar-benar siap dalam menghasilkan pemimpin terbaik,” pungkasnya.
Seperti diketahui, KPU Kota Bandung telah membuka pendaftaran Cawalkot-Cawawalkot Bandung dari jalur perseorangan maupun partai sejak Senin 11 Maret hingga 17 Maret mendatang. Hingga Rabu pagi, baru pasangan perseorangan Wawan Dewanta-HM Sayogo yaang mendaftar pada hari pertama pendaftaran dibuka.