yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48

BANDUNG BARAT - Suasana panik menghinggapi warga yang tinggal di sekitar Gunung Tangkubanparahu, termasuk warga Kampung Ciater Tengah, Desa Ciater, Kecamatan Lembang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Teni (33), warga Kampung Ciater Tengah yang sehari-hari berjualan pakaian di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkubanparahu, mengungkapkan, banyak warga di daerahnya yang sudah melakukan persiapan mengungsi.
Menurutnya, masih banyak warga yang khawatir Gunung Tangkubanparahu akan meletus seperti halnya Merapi. Karena dibayangi kepanikan, terkadang informasi dari berbagai pihak ditelan mentah-mentah.
Teni mengisahkan, pada Sabtu, 2 Maret 2013, warga di kampungnya sempat merdengar suara letusan. Mereka mengira letusan itu berasal dari Kawah Ratu, namun ternyata berasal dari latihan militer.
Lalu, pada Minggu, 3 Maret 2013, warga juga melihat serombongan tim SAR menuju ke atas. Warga pun bersiap-siap mengungsi karena mengira tim SAR akan melakukan evakuasi.
“Ternyata tim SAR itu mau menuju Sari Ater. Mereka mau mandi air panas di sana,” kata Teni, Kamis (7/3/2013).
Dua pekan terakhir atau sejak status Gunung Tangkubanparahu naik menjadi Waspada, Teni tidak lagi berjualan di sekitar kawah. Kiosnya di sekitar area parkir juga sudah dikosongkan. Kini, dia hanya berjualan sekadarnya di area pintu masuk TWA yang berjarak sekira tiga kilometer dari Kawah Ratu.
Selain itu, dua pekan terakhir, dia juga sering ke pos Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat di Jalan Tangkubanparahu, untuk mengetahui perkembangan aktivitas gunung.
Informasi yang didapat dari pos, dia sampaikan kembali ke warga di sekitar rumahnya dan di sekolah anaknya.
“Pulang dari sini suka dicegat sama tetangga yang tanya informasi terkini. Di TK tempat anak saya sekolah juga ibu-ibu banyak yang tanya. Saya sarankan juga supaya warga tak panik, tapi tetap waspada,” tutur Teni.
Dia mengakui masih banyak kesimpangsiuran informasi yang sampai ke warga. Salah satunya, Gunung Tangkubanparahu akan meletus dan mengeluarkan awan panas seperti saat Merapi erupsi.
Dia pun meluruskan kesimpangsiuran itu dan meminta para tetangganya tetap tenang. Kata dia, karakter letusan Gunung Tangkubanparahu berbeda dengan Merapi. Tidak ada awan panas dan semburan material vulkanik dengan jangkauan jauh.
“Kan yang bahaya hanya di radius 1,5 kilometer. Ada gas yang bahaya di situ,” terang perempuan yang sudah berjualan di TWA Tangkubanparahu sejak 1999 itu.