• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Kesabaran Seorang Nabi Nuh a.s.

Blog Sakinah

IndoForum Newbie D
No. Urut
176628
Sejak
6 Jul 2012
Pesan
90
Nilai reaksi
0
Poin
6
Allah berfirman: “ Dan ingatlah kisah Nuh, sebelum itu ketika ia berdoa dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta pengikutnya dari bencana yang besar.” (QS Al-Anbiya : 76).
Nabi Nuh termasuk hamba Allah yang mendapat ujian dari Allah berupa pembangkangan kaumnya terhadap dakwah yang dibawanya, kedurhakaan anaknya, angin topan yang menyapu bersih seluruh alam, hingga ia harus naik ke atas bahtera yang berlayar dalam gelombang laksana gunung. Termasuk juga sikap keras kepala anaknya yang tetap ingin ke gunung dan tidak mau naik ke bahtera bersamanya, ia lari dari ketentuan Allah menuju gunung yang sama sekali tidak akan menyelamatkannya.

Nabi Nuh merasa sempit dan susah dengan segala cobaan tersebut, lalu Allah membukakan jalan keluar dari keadaan tersebut dengan berhentinya angin topan dan perahunya berlabuh di atas bumi.
Demikianlah kesusahan yang menimpa Nabi Nuh, ia telah mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk menyadarkan kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala dan kembali beriman kepada Allah, setelah sekian lama ia menyeru dan menasehati kaumnya dengan cara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, namun ternyata mereka semakin ingkar dan menjauh dari jalan Allah, mereka justru mengeluh bosan mendengar nasehat Nabi Nuh dan memberikan gangguan terhadapnya. Bahkan mereka menantang dan berkata kepadanya dengan sombong dan congkak: “Kamu ini sungguh telah banyak membantah dan sekali-kali kami tidak akan meninggalkan yang kami anut sekarang, datangkanlah azab yang selama ini kamu ancamkan kepada kami, maka ia menjawab tantangan mereka bahwa urusan mengazab kalian itu adalah urusan Allah, Dialah yang akan mengirim azab itu, dan bukan urusan saya.

Kisah ini mengingatkan kita kepada firman Allah : “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya: berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih.”(QS Nuh : 1). Yang membuat Nabi Nuh merasa sempit adalah ketika kaumnya mencibir keheranan, mengapa Rasul itu adalah seorang manusia biasa seperti mereka?. Maka Allah menurunkan firmanNya : “Dan apakah kamu tidak percaya dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat.” (QS Al-A’raf:1).
Kebodohan dan kesombongan mereka semakin menjadi-jadi terhadap Nabi Nuh, mereka berkata,” Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami dan kamu telah memperpanjang bantahanmu kepada kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.(QS Hud: 32). Lalu Nabi Nuh menjawab perkataan mereka: “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepada kamu jika Dia menghendaki dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri. Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu dan kepadaNyalah kamu dikembalikan,”(QS Hud: 33-34).

Saat itulah Nabi Nuh menengadahkan kedua tangannya dan berdoa kepada Tuhannya, sebagaimana di abadikan dalam AlQur’an: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungghnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir,”(QS Nuh: 26-27).

Seketika itu pula Allah menjawab doanya, ia kemudian diperintahkan oleh Allah untuk membuat bahtera sebagai tumpangan baginya dan orang-orang yang beriman agar selamat dari banjir yang dahsyat, lalu ia diperintahkan untuk menemui kaumnya hingga ia menerima hinaan dan ejekan dari mereka. Alangkah bodohnya orang ini, mengapa mereka membuat perahu di atas gunung? Hanya karena ingin menyelamatkan diri dan teman-temannya dari azab. Mereka berkata demikian karena menganggap tidak mungkin azab akan datang. Nabi Nuh pun membalas ejekan mereka atas kelalaian mereka terhadap kebenaran dan kebodohan mereka tidak menjaga dan berupaya menyelamatkan diri dari ancaman azab dengan mengikuti kebenaran yang hakiki. INSYAALLAH BERSAMBUNG YA……TUNGGU BERIKUTNYA
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.